Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan bahwa mayoritas mata uang di kawasan Asia yang terapresiasi terhadap dolar AS berdampak positif pada rupiah.
"Rupiah menguat terbawa sentimen naiknya mata uang Asia dan harga minyak mentah pagi ini," katanya.
Pagi ini minyak mentah jenis WTI Crude naik 0,18 persen menjadi posisi 62,88 dolar AS per barel dan Brent Crude menguat 0,11 persen menjadi 66,46 dolar AS per barel.
Naiknya peringkat utang Indonesia di peringkat Fitch dan Japan Credit rating (JCR) dan masuknya obligasi global Indonesia berdenominasi rupiah ke dalam Global Aggregate Bond Index, menurut dia, juga cukup membantu mengurangi persepsi risiko investasi di dalam negeri.
Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong menambahkan masih tingginya minat investor asing terhadap obligasi pemerintah Indonesia dapat menjaga uang beredar dan ketersediaan rupiah di pasar sehingga fluktuasinya relatif kondusif.
"Selain untuk mendukung pembiayaan APBN, obligasi juga dapat mengatur money supply," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018