"Sebaiknya `Jogja Heboh` menjadi program berkelanjutan untuk memposisikan Yogyakarta sebagai destiansi unggulan," kata Udhi di Yogyakarta, Jumat.
Menurut Udhi, program Jogja Heboh yang luncurkan pada Januari 2018 bukan semata-mata program menjual tetapi juga menjadi program branding Yogyakarta agar nama Kota Gudeg itu selalu diingat sebagai destinasi wisata khususnya wisatawan domestik.
"Secara langsung memang tidak banyak yang booking langsung secara online tetapi dengan terdengarnya program Jogja Heboh yang memberikan diskon, alhamdulillah untuk Februari ini wisatawan yang datang cukup bagus bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya," kata dia.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Istijab M Danunagoro mengatakan sejak awal Januari 2018 hingga pertengahan Februari rata-rata okupansi atau tingkat hunian kamar hotel, baik berbintang atau nonbintang (melati) di DIY masih berkisar 30-50 persen.
Istijab menilai terobosan paket-paket murah seperti "Jogja Heboh" penting dilakukan mengingat masing-masing hotel harus saling bersaing mengingat jumlah kamar hotel di DIY yang dinilainya sudah kelebihan pasokan.
Sebanyak 40 hotel berbintang yang berpartisipasi dalam program yang berlangsung hingga akhir Februari 2018 itu menawarkan diskon tarif menginap hingga 60 persen.
Demikian juga dengan biro perjalanan yang tergabung dalam Asita DIY akan memberikan paket perjalanan murah serta menawarkan destinasi-destinasi wisata baru dan menarik di Yogyakarta.
Sedangkan maskapai penerbangan nasional yang dilibatkan dalam program wisata murah Jogja Heboh antara lain Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, Sriwijaya Air, Nam Air, serta Batik Air.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018