Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI), Burhanudin Abdullah, mengatakan bahwa dari hasil laporan dan diskusi para kepala cabang BI di daerah mengenai capaian semester pertama 2007 menyatakan daya beli masyarakat meningkat. "Daya beli masyarakat secara umum mulai meningkat di berbagai provinsi, dan ini cukup menggembirakan," katanya di Jakarta, Rabu. Menurut dia, hal ity terjadi karena ada kenaikan gaji ke 13, ada kenaikan Upah Minimum Regional (UMR), kenaikan investasi, dan kenaikan beberapa belanja pemerintah. Untuk belanja modal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), ia mengatakan, dari pantauan dan laporan yang diberikan saat ini setiap daerah memiliki penyerapan belanja modal APBD yang berbeda-beda. "Belanja modal dari APBD tidak seragam ada yang cukup tinggi di beberapa pulau yang cukup besar tetapi dipulau-pulau yang lain di propinsi yang lain sangat rendah," katanya. Menurut dia, hal tersebut harus segera diatasi, agar kinerja perbankan dalam mengucurkan kredit juga mampu terdongkrak. "Ini sesuatu barangkali yang harus kita segerakan karena dengan rendahnya belanja modal di APBD maka itu berdampak pada rendahnya penyaluran perkreditan di perbankan kita," katanya. Untuk meperbaiki iklim investasi di berbagai daerah saat ini, ia mengatakan, BI telah memperluas tugasnya dari penjaga stabilitas moneter dan mengendalikan inflasi menjadi pendorong penguatan pertumbuhan perekonomian nasional. Baru-baru ini, BI meluncurkan "pilot project kluster" usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan tim fasilitasi percepatan pemberdayaan perekonomian daerah untuk memperkuat pertumbuhan perekonomian nasional. Selain itu, BI juga meluncurkan program data informasi bisnis yang tujuannya untuk mengurangi kesenjangan informasi antara perbankan dan sektor riil. Bagi masyarakat yang membutuhkan informasi data dan hasil penelitian, BI juga meluncurkan "visitor centre". (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007