Keterangan tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, di Jakarta, Kamis, menyebutkan jumlah indikatif SUN yang dilelang sebesar Rp17 triliun dengan target maksimal yang dimenangkan Rp25,5 triliun.
Kelima seri obligasi itu adalah seri SPN03180528 (penerbitan baru) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo 28 Mei 2018 serta seri SPN12190214 (penerbitan kembali) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo 14 Februari 2019.
Selain itu, seri FR0063 (penerbitan kembali) dengan tingkat kupon 5,625 persen dan jatuh tempo 15 Mei 2023, seri FR0065 (penerbitan kembali) dengan tingkat kupon 6,625 persen dan jatuh tempo 15 Mei 2033 dan seri FR0075 (penerbitan kembali) dengan tingkat bunga 7,5 persen dan jatuh tempo 15 Mei 2038.
(Baca juga: BEI optimistis nilai penerbitan obligasi 2018 tinggi)
(Baca juga: Pemerintah serap Rp21 triliun dari lelang SUN)
Penjualan SUN akan dilaksanakan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan Bank Indonesia dan bersifat terbuka, menggunakan metode harga beragam.
Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian kompetitif (competitive bids) membayar sesuai imbal hasil yang diajukan.
Sedangkan, pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian nonkompetitif akan membayar sesuai dengan imbal hasil rata-rata tertimbang dari penawaran pembelian kompetitif yang dinyatakan menang.
Pemerintah memiliki hak untuk menjual kelima seri SUN tersebut lebih besar atau lebih kecil dari jumlah indikatif yang ditentukan. SUN yang akan dilelang mempunyai nominal per unit sebesar Rp1 juta.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018