Padang (ANTARA News) - Peserta ujian Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Kota Padang, Sumbar sempat dibuat ricuh dan suasana menjadi ribut, akibat soal dengan kode 540 salah ketik hingga akhirnya diralat dan peserta diberi penambahan waktu ujian 60 menit. "Soal tersebut cukup membingungkan kami, tapi syukurlah panitia segera meralat dan memberikan tambahan waktu mengerjakan soal," kata Nunul Warisin, di Padang, Rabu. Nunul, satu peserta seleksi SPMB asal SMA I Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, lokasi ujian di UNP, bersama 7.266 peserta program IPC lainnya. Dia menyebutkan, kesalahan ketikan itu telah dirasakannya sejak pertama kali soal ujian dibacanya, namun belum menjadi memperhatian peserta. Ketika ujian telah berlangsung selama setengah jam baru satu per satu peserta kasak kusuk, karena menyadari terjadi kesalahan soal yakni tanda baca koma semuanya berubah menjadi angka sembilan sehingga cukup membingungkan. "Kita bingung, apalagi soal Matematika Dasar yang semuanya angka-angka itu, ditambah lagi salah ketik, akibatnya saya jadi kurang konsentrasi," ujarnya. Konsentrasinya juga menjadi tambah buyar, karena lokal ujian menjadi ribut, untung saja pengawas segera mengumumkan perpanjangan waktu 60 menit guna mengerjakan soal-soal tersebut. Perpanjangan waktu tersebut ternyata membuat peserta dengan nomor soal 542 sebanyak 10 orang dari total 20 peserta masing-masing lokal harus menunggu hingga seluruhnya selesai ujian. "Kami disuruh menunggu peserta lain yang mengerjakan ralat soal itu, sehingga harus bermenung sekitar satu jam lebih di dalam lokal," kata Rivalditia, peserta asal SMA I Payakumbuh. Seksi Informasi dan Dokumentasi, Panitia Ujian SPMB Amril Amir, menyebutkan kesalahan soal itu asal dari pusat, namun tidak terlalu bermasalah karena langsung diralat panitia. "Kita juga memberikan perpanjangan waktu bagi peserta ujian sehingga mereka tidak dirugikan," jelasnya. Data terakhir peserta ujian SPMB di Sumbar sebanyak 25.485 peserta, terbagi 6.579 pada program IPA, 7.266 IPC dan 11.640 untuk IPC.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007