Singapura (ANTARA News) – Ratusan peretas menyasar Kementerian Pertahanan Singapura, tetapi serangan tersebut atas undangan pemerintah dalam upaya tidak biasa untuk memperkuat keamanan siber.

Otoritas pada Rabu (21/2) menyatakan bahwa mereka telah membayarkan hadiah uang senilai 14.750 dolar AS (sekitar Rp201,5 juta) untuk peserta terbaik dari 264 peretas "white hat" (topi putih) -- spesialis yang berusaha memasuki jaringan untuk memeriksa kerentanan -- yang terlibat dalam proyek itu.

Program yang berlangsung dari pertengahan Januari sampai awal Februari itu diperkenalkan setelah peretasan memalukan tahun lalu, ketika peretas mencuri data pribadi dari sekitar 850 prajurit militer dan karyawan lain dari portal web Kementerian Pertahanan Singapura.

Program itu dijalankan dengan jaringan keamanan siber HackerOne, yang secara khusus mengoordinasikan "bug bounty programmes", dimana para peretas diberi hadiah karena berhasil menemukan kelemahan pada sistem komputer.

Peretas terbaik dalam kontes itu adalah Manajer Keamanan Siber dari Ernst and Young Singapore, yang hanya menyebut namanya sebagai Darrel dan berjuluk "Shivadagger" dalam jaringan. Dia diberi hadiah 5.000 dolar AS (sekitar Rp68,3 juta).

Total 97 laporan kerentanan disampaikan oleh 34 partisipan dalam program itu, dengan 35 laporan yang dianggap valid menurut Kementerian Pertahanan.

David Koh, kepala keamanan siber Kementerian Pertahanan Singapura, memuji proyek itu. "Sistem kami sekarang lebih aman," katanya.

Meski Singapura memiliki sejumlah persenjataan paling canggih di kawasan, Koh mengatakan bahwa risiko kementerian menjadi target meningkat dan para penyerangnya bisa berkisar dari murid SMA sampai aktor-aktor negara, demikian menurut siaran kantor berita AFP. (kn)

Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018