Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Ignasius Jonan juga akan menyampaikan pidato utama dalam sesi pembukaan, serta berbagi keahlian dan pengalamannya tentang energi terbarukan dan menguraikan visi pemerintah untuk pengembangan energi terbarukan off-grid dimasa depan.
Acara yang digelar pada Kamis (22/2) di Hotel Kempinski, Jakarta, menjadi pertemuan tingkat tinggi antar pejabat pemerintah, bisnis dan akademik dengan dihadiri Direktur Jenderal Listrik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Andi Noorsaman, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Rida Mulyana, dan mantan direktur Pertamina Gas Divisi Bisnis Energi Baru dan Terbarukan Yeni Andayani.
Hadir juga Kepala Berbagai Energi Baru dan Terbarukan Dirjen Energi Baru Harris, Direktur Bisnis Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Timur PLN Djoko Rahardjo Abumanan dan Direktur Pengembangan Program Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Listrik Alihuddin Sitompul.
(Baca juga: Pemerintah terbitkan regulasi SNI produk ketenagalistrikan)
Topik ini dibahas karena lebih dari 2.000 desa kekurangan akses listrik pada 2017 dan pemerintah diharapkan mencari solusi terbaik guna mengatasi tantangan elektrifikasi di pedesaan.
Beberapa tantangan yang dibahas adalah kurangnya insinyur lokal berkualifikasi, biaya perawatan dan operasi yang tinggi, penggantian overhaul baterai, dan soal instalasi pada kelistrikan itu.
Akan hadir juga pengembang teknologi dan produsen asal Bulgaria International Power Supply AD (IPS).
IPS ingin berkolaborasi dan mendukung Indonesia dalam mengatasi tantangan teknologi dalam peningkatan energi terbarukan dan menjadi kontributor utama peningkatan akses energi di lokasi-lokasi terpencil.
(Baca juga: ESDM cabut 22 regulasi penghambat investasi)
IPS menawarkan solusi berdasarkan teknologi EXERON digunakan 58 negara dari 7 benua. EXERON diklaim mampu mengatasi tantangan dalam proyek elektrikal luar negeri melalui desain modular yang ketat, teknologi hot plug yang mudah dirawat, manajemen baterai canggih serta peningkatan ketersediaan berkat sistem yang sangat baik.
IPS berinvestasi jangka panjang dalam riset dan pengembangan, serta berkemampuan mengintegrasikan teknologinya dengan produk terbaru di bidang energi matahari, angin, dan energi.
Melalui kerjasama dengan Institut Teknologi Bandung dan Universitas Pertahanan Indonesia, IPS memungkinkan terjadinya transfer teknologi, berbagi pengetahuan dan pengembangan keahlian di bidang ini.
Langkah pertama telah dilakukan, IPS memiliki sistem energi hibrida operasional pertama di terminal bus di Solo, sebuah proyek dari Kementerian Perhubungan.
Hal itu membuktikan bahwa teknologi inovatif dapat meningkatkan kinerja sistem dengan memanfaatkan sumber terbarukan yang melimpah yaitu matahari dengan cara yang paling efisien dan cerdas, demikian keterangan pers KBRI Sofia.
(Baca juga: ESDM serahkan puluhan pembangkit listrik ke daerah)
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018