Dengan Industry 4.0, kami optimis manufaktur kita semakin produktif dan berdaya saing sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional."
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian tengah memprioritaskan pengembangan di lima sektor industri nasional yang akan menjadi percontohan dalam implementasi sistem Industry 4.0, yakni indutri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, otomotif, elektronik, dan kimia.

"Kelima sektor tersebut diprediksi pada tahun 2030 akan berkontribusi sebesar 70 persen dari total PDB manufaktur, 60 persen untuk ekspor manufaktur dan 65 persen peningkatan pada jumlah tenaga kerja di sektor manufaktur,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu.

Tidak hanya industri skala besar, Kemenperin juga mendorong kepada industri kecil dan menengah (IKM) agar ikut menangkap peluang di era Industry 4.0 yang sekaligus meningkatkan produk domestik bruto (PDB).

“Kemenperin telah meluncurkan program e-Smart IKM. Ini yang perlu dimanfaatkan oleh mereka untuk lebih meningkatkan akses pasarnya melalui internet marketing,” ujarnya. 

Kebijakan e-smart IKM, menurut dia, ditujukan untuk peningkatan kesempatan IKM nasional dalam mempromosikan produknya lebih masif dalam platform digital.

Apalagi, Kemenperin telah melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan beberapa pasar (marketplace) dalam negeri, di antaranya Tokopedia, Blibli, Shopee, Bukalapak dan Blanja.

Airlangga menyatakan, implementasi Industry 4.0 akan membawa beberapa keunggulan pada tahun 2030, di antaranya kesiapan menjadi salah satu dari sepuluh negara dengan PDB terbesar di dunia, senilai 10 persen ekspor akan berkontribusi kepada PDB, mencapai dua kali lipat produktivitas tenaga kerja, dan sekira dua persen kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) dari total PDB.

Bahkan, ia meyakini, penerapan revolusi industri keempat dapat mengakselerasi target dari visi Indonesia 2045, dan sasarannya antara lain menjadi salah satu negara dengan pendapatan tinggi dan salah satu kontributor PDB terbesar di dunia.

"Dengan Industry 4.0, kami optimis manufaktur kita semakin produktif dan berdaya saing sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," tuturnya.

Airlangga menyebutkan beberapa capaian Indonesia di tahun 2045, seperti pertumbuhan ekonomi senilai 6,4 persen, nilai PDB per kapita 28.934 dolar Amerika Serikat (AS), dan peringkat keempat PDB dunia.

"Selanjutnya, pertumbuhan investasi hingga 7,3 persen per tahun atau berkontribusi terhadap PDB sebesar 39 persen, pertumbuhan ekspor mencapai 7,9 persen, dan pertumbuhan industri di angka 7,8 persen yang berperan kepada PDB sebanyak 32 persen," demikian Airlangga Hartarto.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018