Padang (ANTARA News) - Yayasan Kalaweit Sumatera, sebuah LSM penyelamatan owa, Siamang dan Ungko, pada 17 Juni hingga awal Juli 2007 telah melepas enam ekor siamang dan ungko ke Pulau Marak, Kabupaten Pesisir Selatan, guna mempertahankan konservasi satwa langka tersebut.
"Pelepasan satwa langka tersebut dilakukan setelah dikarantina dan di rehabilitasi juga di Pulau Marak. Tindakan ini penting guna membantu regenerasi hutan, jika regenerasi hutan lambat, lama-lama hutan bisa habis," kata Manajer Umum Yayasan Kalaweit Sumatera Asveri Ardiyanto SSi, kepada ANTARA di Padang, Rabu.
Jika populasi Owa, Ungko dan Siamang berkurang, dipastikan fungsi hutan akan berkurang karena `sarana` (Owa dan Siamang) sebagai pendistribusi biji-bijian punah.
"Hutan yang kehilangan fungsi hidrologisnya, berdampak terhadap manusia terkait munculnya banjir, longsor dan lahan tandus tidak produktif karena kekurangan air," katanya.
Ia menyebutkan, pada Pebruari 2006 Kalaweit sudah melepas sepasang siamang, dan siamang betinanya melahirkan seekor anak pada 23 Juni 2007.
Tiga ekor siamang itu sudah direhabilitasi di Pulau Marak, Kabupaten Pesisir Selatan. Berikutnya pada 17 Juni 2007, dilepas lagi sepasang siamang dan seekor anaknya.
Sementara itu, pada 28 Juni 2007, Kalaweit menerima seekor siamang yang diserahkan secara sukarela oleh aparat polisi yang telah memeliharanya selama lima bulan lebih.
"Satwa langka tersebut kini sudah dikarantina dan direhabilitasi di Pulau Marak," katanya dan menambahkan, kegiatan rehabilitasi ungko dan siamang hingga awal Juli 2007 sudah mencapai 127 ekor.
Ia memperkirakan, sebanyak 50 ekor lebih lagi siamang dan ungko masih dipelihara masyarakat.
"Terkait keberadaan 50 ekor siamang dan ungko masih dipelihara masyarakat tersebut, di antaranya di Kota Padang mencapai 10 ekor, Kalaweit belum berniat melakukan operasi untuk menarik satwa itu guna dikarantina," katanya.
Upaya penarikan satwa langka dari masyarakat ditunda karena kandang yang tersedia di Pulau Marak masih terbatas sehingga perlu diupayakan pembangunan penambahan kandang lebih dulu, tambahnya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007