Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta bergerak naik 43 poin menjadi Rp13.572 per dolar AS dari Rp13.615 per dolar AS pada Rabu pagi, sementara sebagian pelaku pasar masuk ke obligasi dalam negeri.
"Instrumen investasi di dalam negeri masih cukup menarik bagi pelaku pasar sehingga meningkatkan permintaan terhadap rupiah," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada.
Kendati demikian, lanjut dia, apresiasi rupiah relatif terbatas karena pelaku pasar mengantisipasi pengumuman hasil pertemuan terakhir Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), menanti sinyal kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) pada Maret.
"FOMC akan menjadi fokus utama investor, kuatnya sinyal kenaikan suku bunga The Fed dapat mendorong dolar AS kembali terapresiasi," katanya.
Menurut analis Monex Investindo Futures Faisyal dolar AS masih berpotensi mendapat katalis positif dari proyeksi kenaikan suku bunga The Fed serta yield obligasi yang tinggi di Amerika Serikat.
"Sentimen yang beredar masih cukup dapat mendorong dolar AS terapresiasi. Nada hawkish pada risalah FOMC dapat mendorong minat pasar terhadap aset berdenominasi dolar AS," kata Faisyal.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018