Padang (ANTARA News) - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat Gusrizal Gazahar mengimbau masyarakat untuk merapatkan barisan menjaga ulama agar tidak menjadi sasaran tindak kekerasan seperti yang terjadi di daerah lain.
"Jangan biarkan hal seperti itu muncul di Sumbar. Mari kita jaga buya-buya kita, imam dan ulama kita," katanya di Padang, Selasa.
Ia mengatakan itu terkait kekerasan terhadap ulama yang terjadi pada beberapa daerah di Jawa.
Menurutnya ulama adalah pejuang yang menjalankan amanah untuk menegakkan kebenaran dan kebahagiaan masyarakat baik dalam berbangsa dan beragama, karena itu patut dijaga keselamatannya.
Ia menilai jika kekerasan terhadap ulama itu terus terjadi, dikhawatirkan masyarakat sebagai bangsa akan berbenturan satu sama lain.
Terkait kekerasan yang terjadi, Gusrizal mengatakan jika itu memang dimaksudkan untuk mengintimidasi ulama, maka hal itu tidak akan pernah berhasil.
Bahkan semangat ulama akan semakin bergelora untuk menyampaikan kebenaran karena merasa sedang dalam medan juang.
Kekerasan terhadap ulama dan tokoh agama terjadi beberapa kali di Jawa Barat diantaranya menimpa KH Emon Umar Basyri, pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah, Kabupaten Bandung (27/1).
Kemudian kekerasan pada korban Ustaz Prawoto, yang juga merupakan komandan Brigade Pimpinan Pusat Persis pada 1 Februari 2018.
Kekerasan juga terjadi pada Pastor Edmund Prier dan jemaat Gereja Santa Lidwina, Sleman, Yogyakarta.
Sementara itu di Sumbar hingga saat ini masih relatif kondusif, tidak ada terjadi kekerasan terhadap ulama maupun tokoh agama lain.
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018