Semarang (ANTARA News) - Kebijakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jawa Tengah menutup aliran Waduk Kedungombo untuk daerah pertanian akan memberi implikasi buruk terhadap stok pangan Jateng dan ketahanan pangan nasional. Wakil Ketua Komisi B DPRD Jateng, Muhammad Haris di Semarang, Selasa, mengatakan kebijakan yang diambil PSDA sebagai langkah antisipasi datangnya kekeringan tersebut tidak tepat, apalagi Demak dan Grobogan yang termasuk tidak teraliri air pascapenutupan waduk itu, merupakan lumbung padi di Jateng. Ia memerkirakan luas lahan pertanian yang terancam kekeringan tersebut sekitar 104.744 hektare (ha) yang meliputi areal pertanian di Kabupaten Demak seluas 50.087 ha, Kudus 21.857 ha, Grobogan 13.500 ha, Pati 12.700 ha, dan Jepara seluas 6.600 ha. "Sejak awal Waduk Kedungombo dibangun memang dijadikan pilar penyangga air daerah pertanian pada lima kabupaten sekitar. Untuk mengantisipasi kekeringan seharusnya bukan menutup aliran air, tetapi mencari alternatif lain, hujan buatan misalnya," katanya Ia menilai penutupan aliran air tersebut akan mengganggu pertumbuhan padi karena varietas yang saat ini dikembangkan adalah jenis padi yang hidup dengan pasokan air yang cukup. "Air tidak hanya dibutuhkan pada saat menanam, tapi dibutuhkan pada masa pertumbuhan, pemupukan, dan optimalisasi penyerapan unsur hara pada tanaman padi," katanya. Anggota Komisi D DPRD Jateng, Kamal Fauzi mengatakan, kekeringan di sejumlah waduk di Jateng sudah bisa diprediksi sejak awal karena waduknya sudah mengalami pendangkalan dan pasokan air yang tidak maksimal. "Selain masalah sedimentasi, kondisi alam di daerah hulu juga sudah rusak berat sehingga pasokan air ke waduk terus menyusut," katanya. Ia menambahkan, hujan buatan yang sebelumnya direncanakan untuk menambah stok air di waduk bulan lalu ternyata tidak tepat sasaran, karena hujan buatan itu malah turun di Sragen. "Kalau sekarang aliran air ke lahan pertanian ditutup, masalah yang muncul setelah itu bertambah rumit," katanya. Kamal yang juga anggota Pansus Lingkungan Hidup tersebut berharap kondisi ini menjadi peringatan Pemprov Jateng untuk lebih memerhatikan kondisi lingkungan. Solusi jangka pendek, bisa dengan mengadakan hujan buatan namun harus tepat sasaran. Solusi lain, katanya, segera merehabilitasi lahan yang rusak dan reboisasi hutan di kawasan hulu untuk meningkatkan pasokan air ke waduk.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007