Tidak, ini hanya karena faktor kedisiplinan pelaksananya. Ini lebih banyak pada human error...

Yogyakarta (ANTARA News) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menegaskan bahwa kecelakaan konstruksi seperti yang terjadi dalam pengerjaan jalan Tol Becakayu di Jakarta Timur tidak terjadi karena pengerjaannya dikebut.

"Tidak (karena dikebut), ini hanya karena faktor kedisiplinan pelaksananya. Ini lebih banyak pada human error, " katanya di Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa.

Menurut Basuki, kecepatan pengerjaan proyek infrastruktur di Indonesia belum bisa dibandingkan dengan kecepatan pengerjaan proyek di negara lain seperti Malaysia, Filipina, atau Tiongkok.

Ia mencontohkan bahwa dalam proyek infrastruktur di China, proyek pengerjaan jalan 4.000 kilometer bisa diselesaikan dalam satu tahun, sementara di Indonesia dalam satu tahun hanya bisa diselesaikan 1.000 kilometer.

"Kecepatan pekerjaan kita masih belum apa-apa. Kalau dibandingkan dengan kecepatan di Malaysia, Filipina, apalagi Tiongkok ini kita belum apa-apa," kata dia.

Selain itu, menurut Basuki, penunjukan rekanan kontraktor untuk mengerjakan proyek infrastruktur berat di atas permukaan juga telah dilakukan berdasarkan kebutuhan dan keahlian.

"Ini semua yang mengerjakan ahlinya," kata dia.

Setelah kecelakaan konstruksi dalam pembangunan jalan Tol Becakayu, Basuki sudah memerintahkan penghentian sementara pengerjaan proyek-proyek pembangunan yang membutuhkan pekerjaan berat di atas tanah seperti proyek jalan layang atau jembatan.

Evaluasi secara menyeluruh, menurut Basuki, penting dilakukan untuk mengetahui secera mendetail penyebab kecelakaan konstruksi di jalan Tol Becakayu.

Ia mengatakan kecelakaan konstruksi dalam pengerjaan Tol Becakayu bukan yang pertama. Dalam dua tahun terakhir, menurut dia, ada 14 kali kecelakaan konstruksi di Indonesia.

Baca juga: Komite Keselamatan Konstruksi observasi kecelakaan Becakayu

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018