Kupang (ANTARA News) - Pembangunan bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur hingga saat ini telah mencapai 93,21 persen, kata Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara Timur, Agus Sosiawan di Kupang, Selasa.
"Sampai dengan saat ini pembangunan bendungan Rotiklot sudah mencapai 93,21 persen," katanya kepada Antara di Kupang.
Ia menjelaskan bahwa saat ini para pekerja dari PT Nindya Karya yang mengerjakan bendungan tersebut tengah menyelesaikan pekerjaan sisa yakni saluran pengelak, bangunan pelimpahan, confferdam dan bendungan utama.
Sementara itu juga masih ada pembangunan lainnya seperti Outletnya, hidromekanikal elektrikal dan bangunan fasilitas di sekitaran bendungan tersebut.
"Semoga tidak ada hambatan dalam pekerjaaannya sehingga pada Maret mendatang selesai pembangunannya," ujarnya.
Namun walaupun sudah selesai pada Maret mendatang, tidak serta merta langsung digunakan untuk pembangunan. Tetapi nantinya akan disidangkan terkebih dahulu di Komisi Keamanan Bendungan di Jakarta.
Hal ini dilakukan guna untuk memastikan bahwa bendungan yang telah dibangunan itu sudah bisa digunakan atau tidak.
Sehingga menurutnya rencana peresmian bendungan Rotiklot pada Maret mendatang akan ditunda terlebih dahulu, sampai selesainya sidang oleh balai keamanan bendungan itu.
Bendungan Rotiklot merupakan dua dari tujuh bendungan yang masuk dalam rencana pembangunan bendungan di Nusa Tenggara Timur.
Bendungan dengan luas 86 hektar ini diklaim bisa mengairi 139 hektare sawah dan 500 hektar tanaman Palawija di kabupaten Belu dan sekitarnya.
Hingga saat ini sudah satu bendungan yang telah selesai dibangun dan sudah diresmikan pada awal tahun 2018 yakni bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, yang kini menjadi kawasan wisata baru bagi warga Kupang dan sekitarnya.
Bendungan Napunggete di Kabupaten Sikka juga saat ini terus mengalami progres positif dalam pembangunannya. Sementara itu bendungan Temef di Timor Tengah Selatan juga telah dilakukan tanda tangan kontrak pembangunan.
Pewarta: Kornelis Aloysius Ileama Kaha
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018