Palembang (ANTARA News) - Deklarasi damai yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, pada Senin justru berujung ricuh antarpendukung.
Hal itu diduga karena masing-masing pendukung merasa tersinggung dengan pernyataan pasangan calon saat memberikan kata sambutan.
Kejadian ini berawal saat paslon nomor urut 1 David Hadrianto Aljufri dan Eduar Kohar (HDA-HEK) dalam sambutannya mengeluarkan pernyataan yang menyinggung pendukung paslon nomor urut 2 Joncik Muhammad dan Yulius Maulana (JM-YUS).
Sejauh itu masih bisa diatasi. Namun, ketika paslon nomor urut 2 yakni JM-YUS memberikan sambutan, pendukung paslon lain menyorakinya, bahkan meminta mereka turun panggung.
Kondisi ini membakar emosi pendukung nomor urut 2, dan memicu kericuhan meletus. Bahkan, terjadi aksi saling lempar kursi dalam kampanye damai tersebut.
Tak sampai di situ, mobil rombongan paslon nomor urut 2 diserang massa saat meninggalkan lokasi kegiatan. Kaca bekalang sebuah mobil pun pecah.
Polisi akhirnya mengevakuasi paslon nomor urut 2 untuk menghindari bentrokan lanjutan.
Kapolres Empat Lawang AKBP Agus Setyawan membenarkan kejadian tersebut, dan persoalan itu sedang diupayakan untuk diselesaikan.
Ia mengaku kejadian ini dikarenakan pendukung paslon nomor urut 2 tersinggung sehingga kericuhan tidak terelakkan.
Meskipun begitu, kericuhan tidak berlangsung lama dan dapat diantisipasi oleh pihak kepolisian Empat Lawang.
"Tidak ada korban jiwa hanya saja calon bupati nomor urut 2 yakni Joncik Muhammad terkena lemparan kursi pada saat kericuhan," kata dia.
Ia mengaku saat ini juga satu orang provokator dalam kericuhan ini telah diserahkan ke pihak kepolisian untuk dimintai keterangan.
Agus berharap kedepan kejadian ini tidak terjadi kembali. "Kami akan selalu berupaya menjaga kondisi. Namun, kami juga minta agar kejadian ini tidak diperbesar kembali sehingga tidak terulang lagi," kata dia.
Sementara itu, Ketua KPU Sumsel Aspahani menuturkan pihaknya akan terus berupaya agar kejadian ini tidak terulang kembali.
Bahkan, pihaknya akan meminta bantuan aparat keamanan untuk menurunkan lebih banyak personel.
"Kami juga minta para pendukung agar dapat menjaga emosi dan tidak terpengaruh terhadap hoax dan lain sebagainya," kata dia.
Aspahani menerangkan bahwa Empat Lawang masuk dalam salah satu daerah rawan konflik saat penyelenggaraan pilkada.
"Bukan berarti ini menjadi satu-satunya fokus pengamanan. Semua daerah bagi KPU itu rawan konflik. Karenanya kami berkoordinasi terus dengan pihak keamanan agar semua daerah dapat di maksimalkan penjagaannya agar potensi konflik bisa ditekan," kata dia.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengatakan Polri dan TNI siap menjaga netralitas dan keamanan saat pilkada. Polisi juga sudah memetakan daerah-daerah rawan terkait pilkada.
"Kami TNI dan Polri sudah berkomitmen untuk menjaga netralitas, perdamaian dan jangan kita tercerai berai hanya karena pilkada. Untuk daerah rawan konflik sudah kita petakan, seperti Kota Pagaralam dan Empat Lawang, tetapi upaya penanggulangan sudah kita lakukan," kata dia.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018