Ini bukan masalah untuk menghadang Prakarsa Sabuk dan Jalan China."
Sydney (ANTARA News) - Amerika Serikat (AS), Australia, India dan Jepang siap membentuk jaringan prasarana kawasan bersama sebagai tandingan Prakarsa Sabuk dan Jalan China dengan tujuan membendung penyebaran pengaruh Tiongkok, demikian laporan Australian Financial Review, mengutip pejabat AS, Senin.
Pejabat AS itu, yang tidak diungkapkan jati dirinya, mengatakan bahwa rencana empat negara tersebut sebenarnya masih sangat awal dan belum siap, serta akan diumumkan pada saat kunjungan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull ke AS pada pekan ini.
Namun, menurut pejabat tersebut, proyek itu sudah ada dalam agenda pembicaraan Turnbull dengan Presiden AS Donald Trump dan menjadi bahan bahasan serius.
Sumber tersebut menambahkan, istilah untuk menyebut rencana itu adalah "pilihan", bukan "saingan" sebagai tandingan istilah "prakarsa", yang digunakan China dalam "prakarsa Sabuk dan Jalan".
"Tidak ada yang tidak akan mengatakan bahwa China akan membangun prasarana. China mungkin membangun pelabuhan, yang bagi mereka secara ekonomi tidak menguntungkan. Kami akan membuatnya menguntungkan dengan membangun jalan atau rel kereta, yang menyambung ke pelabuhan," kata pejabat itu, yang juga dikutip Reuters.
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop dan Menteri Perdagangan Steven Ciobo yang mewakili PM Turnbull, tidak memberikan komentar atas pernyataan seputar rencana tersebut.
Sementara itu, Yoshihide Suga, Sekretaris Kabinet Jepang yang ditanya dalam kesempatan jumpa pers mengenai rencana kerja sama empat negara itu mengatakan, Jepang, AS, Autralia dan India secara teratur selalu bertukar pikiran mengenai berbagai hal yang menarik bagi mereka.
"Ini bukan masalah untuk menghadang Prakarsa Sabuk dan Jalan China," katanya.
Jepang, pada saat yang sama, berencana untuk menggunakan bantuan pembangunan (ODA) untuk mempromosikan "Strategi Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka", termasuk infrastruktur berkualitas tinggi, seperti yang dirancang dalam buku putih ODA 2017.
Pertama kali disampaikan oleh Presiden China Xi Jinping di hadapan mahasiswa di Kazakhstan pada 2013, proyek Prakarsa Sabuk dan Jalan (Belt and Road) merupakan sebuah kendaraan bagi negara Asia untuk berperan lebih besar di forum internasional dengan memberikan bantuan pendanaan dan membangun stransportasi global untuk menghubungkan kegiatan datang di lebih dari 60 negara.
Xi secara gencar terus mempromosikan rencana tersebut dengan mengundang pemimpin dunia ke Beijing pada Mei 2017 lalu dan menjanjikan bantuan sebesar 124 miliar dolar AS untuk proyek tersebut.
Pemerintah lokal China, perusahaan negara maupun swasta, juga gencar memberikan tawaran untuk berinvestasi dan pinjaman di luar negera.
Pada Januari, Beijing semakin mempertegas tekad tersebut dengan menawarkan bantuan kepada negara kawasan Artik dengan mengembangkan jalur pelayaran dengan membentuk Jalur Sutra Kutub.
Pewarta: SYSTEM
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018