Ambon (ANTARA News) - Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, akan meminta pimpinan eksekutif Front Kedaulatan Maluku(FKM) yang memperjuangkan kedaulatan Republik Maluku Selatan(RMS), Alexander Manuputty, diekstradisi dari Amerika Serikat(AS). Hal itu, menurut dia, guna mengungkapkan "tarian liar" didalangi gembong organisasi separatis itu saat berlangsungnya puncak acara Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-XIV di Ambon, Maluku, pada Jumat (29/6). Ketika bertatap muka dengan berbagai komponen bangsa di Maluku di Ambon, Selasa, untuk menyelesaikan insiden "tarian liar" yang juga mengagetkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu, Ralahalu memastikan bahwa perlu berkoordinasi dengan Menko Polhukam, Widodo AS, dan Deplu, agar AS mau mengekstradisi Manuputty yang melarikan diri dari LP Cipinang pada 2003. Manuputty, menurut dia, merupakan "aktor intelektual" dari berbagai aksi separatis RMS di Maluku dan puncaknya saat peringatan Harganas ke- XIV dengan penyusupan memperagakan tarian cakalele(perang-red) oleh 28 penari. "Saya akan meminta dukungan DPRD Maluku untuk berkoordinasi dengan Menko Polhukam dan Deplu ,agar Manuputty itu bisa diekstradisi dari AS, selanjutnya diproses hukum sehingga tidak meresahkan dan menyengsarakan warga Maluku yang sebenarnya tidak tahu-menahu dengan gerakan separatis RMS karena NKRI sudah harga mati," ujarnya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007