Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memprioritaskan pendalaman struktur di sektor Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA), khususnya industri bahan kimia dan barang kimia.
Misalnya, di sektor hulu yang menghasilkan produk petrokimia berbasis nafta cracker dan produsen penyedia bahan baku obat untuk farmasi.
"Apabila kebutuhan tersebut dapat diproduksi di dalam negeri, tentu meningkatkan nilai tambah bagi sektor manufakur nasional," kata Airlangga di Jakarta, Senin.
Airlangga menyampaikan hal itu saat menggelar "Breakfast Meeting" bertajuk "Akselerasi Pertumbuhan melalui Pendalaman Struktur Industri dan Peningkatan Ekspor Sektor Industri Kimia, Tekstil dan Aneka" bersama para pelaku usaha.
Menurutnya, Kemenperin telah memfasilitasi pemberian insentif fiskal seperti tax allowance dan tax holiday agar dapat menarik investasi dari para pelaku industri yang ingin mengembangkan pabrik bahan baku di Indonesia.
Selain itu, diperlukan juga dukungan ketersediaan bahan baku, harga energi yang kompetitif, sumber daya manusia (SDM) kompeten, penggunaan teknologi terkini, dan kemudahan akses pasar.
Kemenperin menargetkan nilai investasi di sektor IKTA akan mencapai Rp117 triliun pada tahun 2018, naik dari realisasi tahun 2017 yang diperkirakan menembus hingga Rp94 triliun.
Penanaman modal dari sektor IKTA tahun ini diproyeksi bakal menyumbang sebesar 33 persen terhadap target investasi secara keseluruhan pada kelompok manufaktur nasional sebanyak Rp352 triliun.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018