Jakarta (ANTARA News) - Hasil kajian Biro Riset Info Bank terhadap 130 perusahaan asuransi di Indonesia yang diumumkan Selasa, mengungkapkan 42 diantaranya atau 32 persennya berpredikat sangat bagus. "Sedangkan untuk predikat bagus mencapai 49 perusahaan, cukup bagus 29 perusahaan, dan sepuluh perusahaan asuransi berpredikat tidak bagus," kata Direktur Biro Riset Info Bank, Eko B. Supriyanto, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa. Menurut Eko, penilaian terhadap 130 perusahaan asuransi tersebut didasarkan pada laporan keuangan yang telah dipublikasikan pada tahun 2005 dan 2006 dengan 10 kriteria yang dinilai. Yaitu rasio permodalan asuransi (RBC), rasio likuiditas, rasio cadangan teknis dengan aktiva lancar, rasio cadangan premi dengan premi retensi sendiri, perubahan pendapatan premi bruto. Lainnya Rasio premi retensi sendiri dengan modal sendiri, rasio investasi dengan cadangan teknis ditambah utang klaim, rasio beban klaim netto dengan premi netto, rasio beban pendapatan dengan pendapatan, dan rasio laba dengan rata-rata modal sendiri. Hasil kajian tersebut meliputi asuransi umum dan asuransi jiwa dengan dikelompokan ke dalam tiga kategori berdasarkan premi bruto. Untuk tiga perusahaan asuransi jiwa terbaik dengan premi bruto di atas Rp1,0 triliun adalah Prudential Life Assurance, Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, Asuransi Jiwa Sinarmas. Untuk tiga perusahaan asuransi jiwa terbaik dengan premi bruto antara Rp200 miliar dan Rp1,0 triliun diberikan kepada Asuransi Cigna, AXA Financial Indonesia, dan Astra CMG Life. Sedangkan tiga perusahaan asuransi jiwa terbaik dengan premi bruto di bawah Rp200 miliar adalah Asuransi Takaful Keluarga, Asuransi Jiwa Bumiarta Reksatama, UOB Life-Sun Assurance. Sementara untuk kategori asuransi umum dengan premi bruto di atas Rp1,0 triliun, tiga terbaik diperoleh Asuransi Adira Dinamika, Zurich Insurance Indonesia, Asuransi Jasaraharja Putera. Untuk tiga perusahaan asuransi umum terbaik antara Rp200 miliar dan Rp1,0 triliun diberikan kepada Tugu Kresna Pratama, Asuransi Samsung Tugu, Asuransi Permata Nipponkoa Indonesia. Sedangkan untuk tiga perusahaan asuransi terbaik dengan premi bruto di bawah Rp200 miliar diberikan kepada Asuransi Bhakti Bhayangkara, Arthagraha General Insurance, dan Asuransi AIOI Indonesia. Eko mengatkan hasil dari riset tersebut tidak menyertakan kajian tentang menejemen. "Jadi murni dari laporan keuangan," katanya. Selain itu, Eko mengatakan pihaknya tidak melakukan riset terhadap 10 perusahaan asuransi karena dinilai tidak jelas dan belum mengeluarkan laporan keuangan. "Ada beberapa perusahaan asuranasi yang tidak jelas, isinya hanya tiga orang, dan ada perusahaan yang belum mengeluarkan laporan keuangan," katanya. Ketua Federasi Asosiasi Perasuransian Indonesia (FAPI) Evelina F Pietrusckha mengatakan hasil kajian dari Info Bank tersebut memberikan gambaran terhadap perasuransian. "Namun demikian perlu diperbaiki metodologi penilaian sehingga dapat memberikan gambaran yang jela," katanya. Ia mengatakan bahwa di Indonesia perlu adanya lembaga pemeringkat asuransi untuk mengetahui kinerja asuransi. "Selama inikan yang membuat selalu dari majalah-majalah, kita perlu lembaga pemeringkat asuransi sendiri," katanya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007