Keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu, Balitbangtan menyebutkan benih jagung hibrida yang dilepas terdiri atas 12 varietas hibrida Silang Tiga Jalur dan 27 varietas hibrida Silang Tunggal.
Beberapa varietas unggul jagung hibrida disebutkan memiliki daya hasil tinggi dan tahan hama/penyakit utama.
Penelitian jagung hibrida di Indonesia diawali pada tahun 1950an oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian.
Hibrida silang puncak dan silang tunggal yang dibentuk pada tahun 1950an sampai dengan 1970an menunjukkan hasil yang sama atau lebih tinggi 20-40 persen dibandingkan populasi dasarnya yaitu varietas Perta dan Kalingga.
Jagung hibrida pertama dilepas di Indonesia pada 1983 oleh swasta yaitu hibrida silang puncak varietas C1. Seiring perkembangan penelitian, Badan Litbang Pertanianpun meluncurkan varietas jagung hibrida Semar-1 pada 1992. Semar-1 adalah jenis hibrida silang tiga jalur, sedangkan hibrida silang tunggal pertama yang dilepas Badan Litbang Pertanian dalah Bima-1 pada 2001.
Varietas unggul yang dihasilkan dari kegiatan pemuliaan ini akan berdampak pada peningkatan produktivitas, produksi dan nilai tambah usaha tani jagung karena daerah produksi jagung di Indonesia sangat beragam kondisi agroklimatnya dan masing-masing membutuhkan varietas yang sesuai.
Varietas yang toleran cekaman lingkungan merupakan komponen penting dalam stabilitas hasil jagung.
Pada awal tahun 200an Balitbangtan juga mulai merakit hibrida jagung khusus (specialty corn) dan beberapa telah dilepas antara lain jagung berkualitas protein tinggi (Quality Protein Maize, QPM), jagung dengan kadar vitamin A tinggi (Beta Carotene), serta jagung pulut dengan kandungan amilopektin tinggi.
Menurut data Balitbangtan, pada 2015, penggunaan benih jagung hibrida di Indonesia baru mencapai 56 persen dari total 3,79 juta Ha luas panen jagung.
Sedangkan sisanya para petani masih menggunakan jagung bersari bebas yang mempunyai tingkat produktivitas lebih rendah dibanding jagung hibrida. (MJM/RTPH)
Pewarta: Subagyo
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018