Demak, Jawa Tengah (ANTARA News) - Ribuan rumah warga di Desa Sayung, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, terendam banjir dengan ketinggian bervariasi yang terjadi sejak sepekan terakhir.
Menurut Kepala Desa Sayung, Munawir, di Demak, Jumat, awalnya rumah terdampak banjir hanya 1.562 keluarga, kini bertambah menjadi 1.991 keluarga dengan jumlah jiwa mencapai 8.005 jiwa.
Meskipun ribuan rumah tergenang banjir, kata dia, warga masih banyak yang bertahan di rumahnya masing-masing, karena banjir yang terjadi bukan banjir bandang sehingga bisa dipersiapkan segala sesuatunya.
Terkait ketersediaan tempat mengungsi, kata dia, memang tidak tersedia.
Akan tetapi, lanjut dia, warga juga disediakan dapur umum yang tersedia di tiga tempat.
Penyebab banjir, lanjut dia, disebabkan karena luapan air dari Sungai Dombo yang menampung air dari aliran dua sungai yang berasal dari kawasan Ungaran.
Dengan melihat curah hujan yang masih tinggi, dia memperkirakan, jumlah keluarga yang terdampak banjir akan semakin bertambah, karena secara geografis Desa Sayung merupakan daerah hilir serta berada di wilayah cekungan.
Banjir yang terjadi saat ini, lanjut dia, merupakan yang paling parah, dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebetulnya, kata dia, banjir terjadi sejak tiga bulan lalu, namun genangan yang terjadi tidak separah saat ini karena genangan di dalam rumah bisa mencapai 1,3 meter, sedangkan di jalan bisa mencapai 1,6 meter.
Sementara genangan banjir yang semakin tinggi, kata dia, baru terjadi sepekan terakhir.
Berdasarkan pantauan di Desa Sayung hari ini (16/2), genangan banjir tidak menyurutkan niat warga untuk tetap tinggal di rumah, meskipun sedang tergenang banjir.
Solikin, salah seorang warga Desa Sayung di Demak, Jumat, mengakui, rumahnya memang tergenang banjir dengan ketinggian hingga 45 sentimeter.
Akan tetapi, lanjut dia, keluarganya tetap tinggal di rumah dan tidak mengungsi, karena disediakan tempat tidur yang memanfaatkan tangga agar tidak terkena air.
Hal itu, kata dia, sudah berjalan sejak banjir melanda selama sepekan terakhir.
Warga desa yang lainnya, kata dia, juga melakukan hal yang sama, tidak mau mengungsi ke tempat lain karena warga korban banjir memang tidak disediakan tempat mengungsi.
"Saat ini aktivitas warga memang terganggu, karena akses jalan terendam banjir," ujarnya.
Terkait layanan kesehatan, katanya, sudah ada petugas kesehatan yang mendatangi warga untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis, terutama keluhan warga yang mulai diserang kutu air di kaki.
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018