Detik-detik dia pamer menembakkan senjata itu terekam dalam video yang diambil seorang tetangganya beberapa bulan sebelum pemuda berusia 19 tahun itu memberondongkan peluru dari senapan AR-15 ke bekas sekolahnya untuk membantai 17 staf pengajar dan murid sekolah itu.
Dari video itu, Cruz terlihat menggunakan pistol mainan. Amerika guncang karena tak mempercayai kenyataan orang dengan latar belakang bengal seperti Cruz bisa mendapatkan senjata api.
Remaja bengal penyendiri itu dikeluarkan dari SMA Marjory Stoneman dan dilarang masuk lingkungan sekolah.
Dia pernah menjalani perawatan masalah kesehatan mental. FBI sendiri pernah dihubungi seseorang karena orang ini mendapati sebuah posting Cruz di YouTube di mana Cruz berbicara, "Saya akan menjadi penembak sekolah profesional."
Baca juga: Ibunda korban pembantaian SMA tumpahkan amarah kepada Donald Trump
Pemimpin sebuah kelompok supremasi kulit putih mengklaim Cruz adalah anggotanya.
Dalam pidato dari Gedung Putih, Presiden Donald Trump hanya menyebut keamanan sekolah dan kesehatan mental, namun sama sekali tidak menyinggung kebijakan kepemilikan senjata.
Pembantaian ini sendiri mencuatkan lagi olok-olok anti-imigran Trump telah menyemangati kaum rasis para pendukung supremasi kulit putih dan para pemuja senjata, demikian Daily Mirror.
Trump memang mendapatkan dukungan luar biasa dari kelompok pelobi kepemilikan senjata National Rifle Association selama kampanye Pemilu Presiden 2016.
Baca juga: Kisah mencekam pelajar selamat dari pembantaian SMA Florida
Pewarta: -
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018