Seperti tahun-tahun sebelumnya, vihara yang juga dikenal dengan nama Kim Tek Le ini selalu dipadati warga Tionghoa yang hendak beribadah saat tahun baru Cina itu.
Nuansa warna merah terlihat lekat dari berbagai ornamen Imlek seperti lampion, lilin, dan lain-lain. Begitu pun dengan warna busana yang dikenakan opengunjung vihara.
Selain membakar dupa dan memanjatkan doa, umat Tridarma ini juga saling bercengkrama satu sama lain.
Perayaan Imlek di Petak Sembilan juga dipadati oleh pengemis dadakan yang berkumpul di depan pintu masuk vihara.
Pengurus Vihara Dharma Bakti Gunawan Djajaputra mengatakan, seperti perayaan Imlek yang lalu, pengemis memang biasa datang ke vihara tertua di Jakarta itu.
Baca juga: Wihara-wihara bersiap sambut Imlek
"Mereka mengharapkan angpao, umat juga biasanya kasih uang atau sumbangan," kata Gunawan.
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial DKI Jakarta, Chaidir mengatakan pihaknya ikut menjaga perayaan dengan menurunkan Petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S), termasuk di beberapa vihara atau klenteng lain di Jakarta seperti Vihara Bio Hok Tek Tjeng Sin di Kebayoran lama, Jakarta Selatan hingga Vihara AvaloKitesvera Vipassana di Graha Sunter Jaya Jakarta Utara.
"Penjagaan itu untuk mencegah maraknya penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) jalanan yang mengganggu kenyamanan warga dalam merayakan Imlek," kata Chaidir.
Petugas P3S bekerja sama dengan aparat keamanan lain seperti polisi, TNI, Satpol PP dan satuan pengamanan vihara.
Baca juga: Mari ke Ancol, ada juara dunia barongsai manggung di sana
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018