Jakarta (ANTARA News) - Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) membukukan laba bersih sebesar Rp1,6 triliun atau tumbuh 1,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan di Jakarta, Kamis mengemukakan bahwa pencapaian tersebut didorong oleh peningkatan penyaluran kredit sebesar 12 persen secara tahunan (year on year) dengan nilai sebesar Rp70,7 triliun.
"Sementara tingkat rasio kredit bermasalah (NPL) turun menjadi sebesar 1,51 persen," paparnya.
Ia mengemukakan bahwa kontribusi terbesar dari pertumbuhan kredit masih berasal dari segmen kredit konsumer dengan pertumbuhan sebesar 6,5 persen (yoy), yang merupakan pilar pertama bisnis kredit perseroan. Salah satu pendorong pertumbuhan kredit konsumer itu yaitu meningkatnya pertumbuhan kredit pensiunan yang naik menjadi Rp10,1 triliun.
Ia menambahkan bahwa total dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun sebesar Rp81 triliun, tumbuh sebesar 11,2 persen (yoy). Selain itu fee based income juga mengalami kenaikan sebesar 24,5 persen (yoy). Sementara total aset Bank BJB pada 2017 tumbuh menjadi sebesar Rp108,4 triliun atau tumbuh 13,1 persen (yoy).
"Kinerja keuangan perseroan yang positif itu berdampak positif pada kinerja saham perseroan dengan kode perdagangan BJBR yang masuk ke dalam perhitungan indeks LQ-45," katanya.
Ahmad Irfan mengatakan bahwa upaya-upaya yang dilakukan Bank BJB dalam mempertahankan kinerja yakni dengan melakukan inovasi dan pengembangan produk guna mempermudah layanan kepada nasabah, salah satunya adalah T-Samsat BJB.
"T-Samsat BJB adalah layanan pembayaran pajak kendaraan bermotor yang bisa dilakukan melalui sistem cicil atau angsur. Pembayaran ini nantinya di debet secara otomatis dari rekening nasabah Bank BJB," paparnya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018