"Jakarta makin rentan banjir karena terkait dengan terbatasnya kawasan resapan air," kata Sutopo dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Kamis.
Sutopo mengatakan pembangunan di Jakarta sifatnya masif dengan kondisi permukaan yang kedap air dan terbatasnya resapan air.
Sementara konservasi tanah dan air telah menyebabkan sekitar 85 persen curah hujan yang jatuh di wilayah Jakarta dikonversi menjadi aliran permukaan.
Dia mengatakan air hujan hanya sekitar 15 persen yang tertahan di permukaan tanah dan meresap ke dalam tanah.
"Itulah yang menyebabkan setiap hujan deras sering timbul banjir dan genangan," kata dia.
Ke depan, kata dia, perlu diperbanyak pembangunan embung, sumur resapan, danau mini, biopori, restorasi anak-anak sungai, taman sebagai resapan air dan lainnya.
Dia mengatakan saat ini banjir dan genangan mulai surut tetapi bencana itu dapat kembali terjadi kapan saja karena kondisi alam ibu kota tidak dapat menyerap air secara efektif.
Dia mengatakan banjir dan genangan salah satunya disebabkan oleh sarana pengeringan/ drainase perkotaan yang tidak mampu mengalirkan aliran permukaan.
"Hujan lebat menyebabkan aliran permukaan melebihi kapasitas pengaliran drainase. Banjir dan genangan saat ini lebih cepat surut," kata dia.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018