Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah , Selasa pagi, melemah tujuh poin menjadi Rp8.987/8.990 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.980/8.997 setelah hari sebelumnya menguat. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan pelaku pasar berspekulasi melepas rupiah, setelah hari sebelumnya menguat hingga menembus level Rp9.000 per dolar AS. Kenaikan rupiah hingga menembus angka Rp9.000 per dolar AS mengakibatkan Bank Indonesia (BI) masuk pasar menahan kenaikan mata uang lokal itu, katanya. Menurut dia, BI menginginkan rupiah berada di atas level Rp9.000 per dolar AS yang dinilai sesuai dengan keinginan baik eksportir maupun importir. Karena itu, apabila rupiah menguat hingga dibawah level Rp9.000 per dolar AS, maka BI akan melakukan intervensi pasar untuk menahan kenaikan rupiah lebih lanjut, ucapnya. Ia mengatakan rupiah saat ini dinlai masih stabil karena berada dalam kisaran antara Rp8.500 hingga Rp9.500 per dolar AS, sejalan dengan membaiknya fundamental ekonomi makro Indonesia. Apabila rupiah berada di bawah level Rp8.500 per dolar AS akan menimbulkan kekhawatiran yang perlu diwaspadai, karena itu, BI terus melakukan pengawasan di pasar uang, katanya. Menurut dia, rupiah pada hari ini diperkirakan masih berada di bawah level Rp9.000 per dolar AS, karena faktor positif masih mendukung pergerakan rupiah. Koreksi harga yang terjadi setelah mata uang lokal itu menguat melewati angka batas psikologis Rp9.000 per dolar AS, namun pada penutupan sore nanti diperkirakan akan kembali menguat, ucapnya. Mengenai dolar AS, ia mengatakan menguat terhadap yen menjadi 122,30 dari sebelumnya 122,09, euro terhadap dolar AS mencapai 1,3620. Para investor yakin bank sentral AS (The Fed) akan tetap mempertahankan suku bunga AS, karena tingkat dolar AS saat ini cukup stabil. Menjelang hari kemerdekaan AS diperkirakan para pelaku pasar akan melepas dolar AS, apalagi ada perkiraan The Fed tetap mempertahankan suku bunganya, ucapnya. (*)

Copyright © ANTARA 2007