Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komite Tetap Regulasi dan Hubungan Kelembagaan di Industri Migas Kadin Indonesia, Firlie Ganinduto, mendukung PT Pertamina EP mengelola lapangan migas Sukowati di Blok Tuban, Jawa Timur, setelah berakhirnya (terminasi) kontrak akhir Februari 2018.
"Pemerintah seharusnya segera menunjuk Pertamina EP sebagai operator lapangan Sukowati untuk mengedepankan keberpihakan kepada perusahaan domestik. Apalagi lapangan onshore ini sebenarnya tidak butuh teknologi advance," ujarnya di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, tidak ada alasan bagi pemerintah untuk menolak anak usaha Pertamina yang bergerak di sektor hulu migas itu untuk menjadi pengelola lapangan migas darat (onshore) di Blok Tuban, Jawa Timur, tersebut. Terlebih, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sudah mengonfirmasikan kepastian pengalihan lapangan tersebut untuk dikelola oleh Pertamina EP.
Firlie menilai Pertamina EP dapat menjadi lokomotif di sektor hulu migas saat menjadi operator lapangan Sukowati. Pertamina EP juga bisa mencari mitra di dalam negeri untuk memaksimalkan pengelolaan hulu migas di Tanah Air agar lebih efektif.
Dampak berantai pengelolaan lapangan Sukowati oleh Pertamina EP sangat besar karena melibatkan banyak orang di dalam negeri sebagai mitra. Apalagi, Pertamina EP juga terbukti memiliki komitmen tinggi untuk meningkatkan produksi dari lapangan Sukowati.
"Itu artinya kita tidak antiasing. Biarkan saja asing investasi di EOR, deepwater, atau offshore. Kalau onshore, cukup Pertamina EP," katanya.
Pendapat yang sama dikemukakan anggota Komisi VII DPR, Harry Poernomo. Menurut Harry, Pertamina berpengalaman dalam mengelola lapangan migas pascaterminasi sekaligus mampu meningkatkan produksi migas di lapangan tersebut.
Pertamina EP mengelola Offshore North West Java (ONWJ) pada 2009 saat Pertamina mendapatkan hak operatornya. Terbukti Pertamina mampu meningkatkan produksi lapangan ONWJ sampai sekarang, sebagaimana diharapkan pemerintah. Contoh lain, pengelolaan Blok WMO yang diambilalih dari Kodeco pada 2011, hingga saat ini kenyataannya mampu meningkatkan produksi.
Sebelumnya Presiden Direktur PT Pertamina Hulu Energi (PHE), R Gunung Sardjono Hadi mengungkapkan PHE sudah memberikan surat resmi kepada SKK Migas dan Kementerian ESDM terkait pengembalian dan pengalihan Lapangan Sukowati di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, itu kepada Pertamina EP.
Gunung mengatakan setelah menyerahkan pengelolaan lapangan Sukowati, PHE ingin mengintegrasikan Blok Tuban dengan Blok Randugunting di sekitar Jepara/Rembang, Jawa Tengah.
Direktur Pengembangan PHE Afif Saifudin menambahkan Pertamina EP memang lebih pas menjadi pengelola sekaligus operator lapangan Sukowati. Hal itu karena porsi Pertamina EP di lapangan unitisasi tersebut mencapai 80 persen sedangkan Joint Operating Body (JOB) Pertamina PetroChina East Java (PPEC), yang menjadi operator Blok Tuban sebelum terminasi 28 Februari 2018, memiliki porsi 20 persen di Sukowati.
Terkait dengan berakhirnya kontrak PPEJ di Blok Tuban pada 28 Februari 2018, Kementerian ESDM telah menunjuk operator blok terminasi tetap melakukan kegiatan operasional hingga proses penandatanganan kontrak baru selesai dibahas.
Saat ini Blok Tuban dikelola JOB PPEJ dengan dengan kepemilikan hak partisipasi PHE dan PetroChina masing-masing sebesar 50 persen.
Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018