Siak (ANTARA News) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyatakan keberadaan beruang madu yang berkeliaran beberapa hari lalu di hutan kota Arwinas Siak Sri Indrapura, Kabupaten Siak mulai tidak terlihat.

"Dari hasil pantauan petugas, memang sudah tidak melihat lagi keberadaan beruang, tapi kita belum bisa memastikan apakah beruang sudah keluar dari hutan kota," kata Kepala Bidang Wilayah II BBKSDA Riau Heru Sutmantoro di Siak, Rabu.

Dua ekor beruang madu itu sudah terpantau berkeliaran di dalam hutan kota Arwinas, Kota Siak Sri Indrapura, Kabupaten Siak, Riau sejak Kamis (8/2) sore oleh beberapa warga dan juga Camat Siak Aditya.

Namun, kata Heru, petugas masih terus melakukan pemantauan di dalam hutan kota Arwinas Siak dengan melihat bekas-bekas jejak, cakaran, dan faces yang ditinggalkan beruang madu.

"Apabila tiga hari ke depan tidak ditemukan lagi tanda-tanda di atas maka kita akan menghentikan pemasangan kandang jebakan yang ada sekarang ini," ujarnya kepada Antara.


(Baca juga: Satwa langka beruang madu lahirkan anak di Bandung)


Dia mengaku petugas mengalami kesulitan untuk memancing beruang-beruang itu ke dalam perangkap, sebab kehadiran warga yang ingin melihat hewan buas tersebut sempat menganggu.

"Kendala yang dihadapi adalah lokasi taman kota yang terpagar dan kehadiran warga yang ingin melihat keberadaan beruang. Sehingga pada saat beruang ingin keluar dari pagar selalu dihalau dan menimbulkan kegaduhan, akibatnya beruang menjadi stres," ungkap dia.

Petugas BBKSDA Riau sudah berada di lokasi (hutan kota Arwinas) sejak Jumat (9/2) dan memasang perangkap berupa kandang setelah menerima laporan adanya aktivitas beruang madu di dalam hutan yang berada di jantung Kota Siak itu.


(Baca juga: BKSDA Kaltim ungkap perdagangan organ beruang madu)

Pewarta: Fazar Muhardi & Nella Marni
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018