Mentan mengatakan dulu Indonesia mengimpor jagung sebanyak 3,6 juta ton atau senilai Rp10 triliun, namun kali ini Gorontalo bisa mengekspor ke Filipina di awal tahun 2018.
"Hari ini kita membalikkan impor menjadi ekspor perdana dari Gorontalo sebesar 57.650 ton dari target 100 ribu ton," katanya saat berkunjung ke Gorontalo.
Menurutnya dari target 100 ribu ton jagung produksi Provinsi Gorontalo, bila dinilai mencapai sekitar Rp400 miliar yang akan berdampak besar bagi petani lokal.
"Dulu produksi petani jagung Gorontalo hanya 300 sampai 500 ribu ton, tapi sekarang mencapai 1,5 juta ton atau naik satu juta ton. Jadi pendapatan petani naik kurang lebih 4 triliun rupiah. Ini baru jagung, belum komoditas lainnya," urainya.
Ia optimistis bila setiap pemangku kepentingan dan petani bisa bergerak bersama, maka setiap provinsi akan bisa meningkatkan produksi komoditas unggulan masing-masing.
Pihaknya mendukung peningkatan produksi jagung dengan menggulirkan bantuan sebesar 95 ribu hektare benih jagung, yang kemudian masih mendapat penambahan sebesar 30 ribu hektare dari pemerintah pusat.
Sedangkan bantuan benih jagung gratis untuk seluruh daerah di Indonesia pada tahun 2018 sebesar tiga juta hektare, belum termasuk bantuan benih padi dan kedelai.
"Presiden memerintahkan untuk mendorong ekspor. Kalau pertumbuhan ekonomi ingin baik, meningkat, kita dorong ekspor dan kita tingkatkan investasi," imbuhnya.
Pewarta: Debby H. Mano
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018