Direktur CIA Mike Pompeo dan Direktur FBI Chris Wray yang juga pilihan Trump, menyatakan bahwa saat ini memang ada upaya-upaya khusus dan besar yang tengah dilakukan, namun mereka tak merincinya.
Upaya pemerintah untuk menangkal Rusia itu kemungkinan termasuk memberitahu punlik bahwa Rusia akan berusaha mempengaruhi Pemilu 2018, kata John Hultquist, direktur analisis intelijen pada perusahaan keamanan siber FireEye Inc.
"Jika kita bahas masalah ini secara terbuka, maka publik yang menjadi sasaran utama operasi (peretasan untuk mempengaruhi Pemilu) akan bersiap dan menjadi kurang mempan dari pengaruh apa pun jika dan kapan pengaruh itu terjadi," kata Hultquist.
Pada Pemilu Jerman September tahun lalu, diskusi publik mengenai kekhawatiran kampanye siber Rusia, dan kesepakatan di antara partai politik untuk tidak mengeksploitasi informasi yang dikumpulkan dari serangan siber --langkah yang kemungkinan kecil bisa ditiru AS-- membuat Jerman berhasil menangkal campur tangan dari luar negeri terhadap Pemilu.
Para eksekutif perusahaan-perusahaan media sosial seperti Facebook Inc dan Twitter Inc telah bersaksi di depan Kongres mengenai disinformasi yang dilakukan Rusia untuk mempengaruhi para pemilih di AS.
Facebook melaporkan bahwa 126 juta rakyat Amerika mungkin telah melihat konten politik buatan Rusia pada platformanya dalam periode dua tahun.
Presiden Donald Trump sendiri berulang kali mengkritik CIA dan FBI, dengan mencuit di Twitter untuk menuduh para pejabat FBI telah berlaku bias terhadap Partai Republik. Namun dalam dengar pendapat Senat dan intelijen AS, Selasa waktu AS kemarin, beberapa anggota komite malah mendukung komunitas intelijen.
Komisi Intelijen Senat tengah menyelidiki salah satu dari tiga investigasi utama legislatif menyangkut masalah Rusia. Sebaliknya investigasi serupa yang dilakukan DPR menjadi partisan antara Republik dan Demokrat.
Baca juga: Rusia aktif lagi sabotase Pemilu Sela di AS tahun ini
Pewarta: -
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018