Sekitar 400 orang yang meliputi petempur ISIS, serta kerabat dan korban yang terluka menyerahkan diri ke aliansi kelompok pemberontak pada Selasa menurut juru bicara faksi Jaish al-Nasr yang ambil bagian dalam operasi tersebut.
"Kami menyerang mereka dengan artileri di Kota Al-Khowein sampai mereka setuju untuk menyerah," kata Abu al-Majd al-Homsi.
Homsi mengatakan bahwa para petempur akan diinterogasi untuk mencari tahu apakah mereka memasang jaringan mata-mata rahasia di area tersebut, dan akan diadili di "pengadilan khusus."
ISIS pernah menguasai sebagian besar wilayah Suriah utara dan tengah, termasuk beberapa bagian Provinsi Hama, Homs dan Alepppo, dan sebagain besar Raqa, termasuk ibu kota provinsinya.
Setelah serangkaian kekalahan telak tahun lalu, ratusan ekstremis ISIS melarikan diri ke sejumlah wilayah di persimpangan Provinsi Hama, Idlib dan Aleppo. Mereka sekarang sudah sepenuhnya terusir dari ketiga provinsi itu menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Pasukan pemerintah Suriah mendesak mereka keluar dari Hama sehingga masuk ke Provinsi Idlib pekan lalu, kata ketua Observatorium, Rami Abdel Rahman.
"Sekitar 250 petempur dengan keluarga mereka, atau total 400 orang, terkepung di Al-Khowein," kata Abdel Rahman.
"Sekarang, Idlib, Hama, dan Aleppo sepenuhnya bebas dari ISIS," katanya sebagaimana dikutip AFP.
Para petempur ISIS masih bertahan dalam jumlah kecil di Provinsi Homs, Deir Ezzor, Hasakeh, dan sekitar Damaskus dan Suriah selatan.
Saat mengumumkan penyerahan diri ISIS pada Selasa, para pemberontak menuduh pemerintah Suriah memberikan akses masuk bagi menuju Al-Khowein bagi kelompok tersebut.(kn)
Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018