Bogor, Jawa Barat (ANTARA News) - Kepolisian menyebut situasi Kota Bogor mulai menghangat menjelang kampanye pemilihan wali kota meski masih dalah tahap wajar, dan menyiagakan personelnya untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya konflik selama pemilihan kepala daerah.
"Kondisi Kota Bogor sampai saat ini, namanya potensi, situasi menghangat sudah pasti, tapi masih dalam koridor sewajarnya, belum ada yang parah," kata Kepala Polresta Bogor Kota Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya, Rabu.
Ia mengatakan kepolisian sudah melaksanakan tugas pengamanan tahapan Pilkada Serentak 2018 sesuai standar operasi prosedur (SOP) untuk mencegah dan mengantisipasi kemungkinan munculnya konflik.
Saat pengundian nomor urut pasangan calon kepala daerah peserta pemilihan umum, Selasa 913/2), aparat kepolisian dan TNI melakukan pengawalan dan mengamankan kegiatan tersebut, yang mempertemukan kelompok massa pendukung masing-masing pasangan calon di SKI Tajur.
Ulung mengatakan dalam tahapan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah itu polisi mengawal kelompok pendukung mulai dari keberangkatan hingga kepulangan agar tidak sampai ada konvoi serta arak-arakkan yang menyebabkan kemacetan lalu lintas kendaraan maupun konflik di jalan.
"Kepolisian dengan TNI juga menyiapkan setiap tahapan, sudah menyiapkan SOP nya bagaimana, cara bertindaknya, agar tidak terjadi konflik, apalagi sampai menganggu aktivitas masyarakat kota Bogor," katanya, menekankan bahwa Polri dan TNI akan menggunakan cara-cara humanis dalam pengamanan pilkada.
Guna menghadapi masa kampanye selama 15 Februari hingga 23 Juni 2018, kepolisian sudah menyiapkan standar operasi sendiri dan sudah menyampaikan larangan melakukan kampanye, arak-arakan, dan demonstrasi di seputaran ring satu Sistem Satu Arah (SSA) di seputar Kebun Raya dan Istana Bogor.
"Titik-titik yang tidak boleh digunakan untuk kampanye seputaran SSA, tidak boleh ada arak-arakan, demo apalagi. Karena ini kawasan steril VVIP," katanya.
Polresta Bogor dan Kodim 0606/Kota Bogor juga sudah membentuk tim patroli siber yang akan mengawasi kampanye hitam, penyebaran berita bohong terkait Pilkada.
"Jika ada indikasi, tim siber Polda jabar juga diturunkan," katanya.
Tim pengamanan pilkada TNI/Polri mencakup 500 personel yang terdiri atas 350 polisi dan 150 anggota. Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bogor juga akan mendukung upaya pengamanan.
"Kami juga menyiapkan pengawalan pribadi yang melekat untuk masing-masing pasangan calon, efektif kita turunkan tanggal 15 Februari, saat kampanye dimulai," kata Ulung.
Sementara Dandim 0606/Kota Bogor Letkol ARM Doddy Suhadiman mengatakan bahwa sudah menjadi tugas pokok TNI ikut serta dalam pengamanan kegiatan Pilkada di Kota Bogor.
Jajarannya akan membantu anggota Polresta Bogor melakukan pengamanan setiap pelaksanaan tahapan Pilkada 2018 agar berlangsung aman dan kondusif.
"Alhamdulillah kondisi Kota Bogor saat ini masih kondusif, tetapi harus tetap difasilitasi perangkat-perangkat untuk Pilkada ini harus benar-benar siap. Seperti pada saat penentuan nomor urut sudah bagus, dan tidak ada protes, kita harapkan tetap kondusif sampai Pilkada selesai," kata Doddy.
Baca juga:
Empat pasangan calon ditetapkan di Pilwakot Bogor
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018