Ankara, Turki (ANTARA) - Turki memperkeras kata-katanya terhadap Amerika Serikat sebelum kunjungan penting Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson ke Ankara, yang bertujuan memulihkan hubungan bilateral antara sekutu NATO tersebut.
Hubungan kedua negara sekutu NATO itu memburuk sehubungan dengan kepentingan mereka yang saling berbenturan di Suriah.
"Sangat jelas bahwa mereka yang mengatakan `kami akan menanggapi secara agresif jika kamu menyerang kami` tak pernah mengalami pukulan Ottoman (Usmaniyah)," kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa, saat ia memberi sambutan di hadapan anggota parlemen Turki.
"Kami mengumumkan bahwa kami akan menghancurkan setiap pelaku teror yang kami lihat mulai dari pelaku teror yang berdiri di pihak mereka. Lalu mereka akan mengerti bahwa lebih baik buat mereka untuk tidak berdiri bersama pelaku teror, yang mereka ayomi," kata Presiden Turki itu, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. Ia merujuk kepada dukungan AS buat petempur Satuan Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) di Suriah.
Pada Januari, Turki melancarkan operasi di Provinsi Afrin di Suriah Utara dengan nama "Operasi Cabang Zaitun" untuk membersihkan petempur YPG dari perbatasan selatannya.
Baca juga: (Erdogan: Turki akan akhiri ekstradisi ke Amerika Serikat)
Turki akan mengalihkan perhatiannya ke Manbij setelah Afrin, kata Pemerintah Turki, yang memperingatkan tentara AS yang ditempatkan di saha agar tidak menghalanginya. NamuN Washington menyatakan AS tak berencana menarik tentaranya dari kota kecil tersebut.
"Kalian menyerang kami, kami akan menanggapi secara agresif. Kami akan mempertahankan diri kami," kata Letnan Jenderal AS Paul Funk selama kunjungannya ke Manbij.
Bukan hanya para jenderal AS memperlihatkan kekuatan, tapi juga anggaran Departemen Luar Negeri AS untuk tahun fiskal 2019 meliputi dana untuk melatih dan memperlengkapi pasukan lokal di Suriah.
Pentagon meminta 300 juta dolar AS bagi "kegiatan memberi pelatihan dan memperlengkapi" di Suriah dan 250 juta dolar AS buat keperluan keamanan perbatasan, tindakan yang bertentangan dengan tuntutan Ankara bagi dihentikannya dukungan dan dipersenjatainya anggota milisi Kurdi.
Presiden Erdogan mengatakan Pentagon telah mengalikasikan 550 juta dolar AS buat YPG pada 2019, dengan petunjuk bahwa dana itu dapat meningkat jadi tiga miliar dolar AS.
Keputusan AS untuk terus memberi dukungan finansial buat anggota milisi Kurdi Suriah, YPG, akan mempengaruhi keputusan masa depan Turki, kata Erdogan.
"Akan lebih baik buat mereka untuk tidak berdiri bersama pelaku teror yang mereka dukung hari ini. Saya menyeru rakyat Amerika Serikat, uang ini berasal dari anggaran Amerika Serikat, itu berasal dari kantung rakyat," ia memperingatkan.
Pemerintah Turki secara terbuka berencana membahas masalah itu dengan Tillerson dan "mengajukan semua kenyataan secara terbuka", kata Erdogan. Ia menegaskan YPG menimbulkan ancaman buat keamanan nasional Turki dari seberang perbatasannya.
Ankara dan Washington telah lama terlibat pertikaian sehubungan dengan kepentingan mereka yang saling bertentangan di Suriah. Tapi meningkatnya dukungan AS buat anggota milisi Kurdi Suriah, yang dipandang oleh Washington sebagai mitra lokal bukan bagi perjuangan melawan kelompok IS tapi juga untuk rencana jangka-panjangnya di negara yang dilanda perang tersebut, telah mendorong hubungan antara kedua sekutu NATO ke titik perpecahan.
(Uu.C003)
(T.C003/A/C003/C003) 14-02-2018 08:05:05
Pewarta: Antara
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018