"Jangan mudah termakan isu-isu yang tidak jelas. Bertindak dewasa dalam menyingkapi berbagai macam informasi yang beredar melalui media sosial ataupun media lainnya," katanya dikutip dari siaran pers di Jakarta, Selasa.
Dikatakan rektor ke-16 ITB ini, di samping sisi positif, media sosial juga memiliki sisi negatif dapat menimbulkan perpecahan di masyarakat bahkan memecah-belah bangsa melalui penyebaran berita palsu dan provokatif yang saat ini marak terjadi.
Oleh karena itu, kata Kadarsyah, sikap kritis dan hati-hati dalam menanggapi informasi diperlukan agar keutuhan masyarakat dan bangsa ini tetap terjaga.
"Jangan mudah larut dalam suatu isu yang akan membawa kepada sesuatu yang tidak menguntungkan bagi kita terutama terhadap bangsa ini," katanya.
Ia mengatakan, merupakan tanggung jawab masyarakat Indonesia untuk mengamankan negara ini, termasuk dari ancaman perpecahan.
"Karena tanpa kita sadari banyak bangsa atau negara di luar sana yang bahagia kalau melihat negara Indonesia ini tidak aman," katanya.
Ia menilai peran pemerintah sangat penting dalam mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpengaruh berita palsu di media sosial.
Pemerintah, lanjut dia, juga harus memberikan sanksi yang tegas dan aturan yang jelas agar berita palsu dan isu provokatif lainnya tidak muncul di media sosial.
"Dan ini harus disosialisasikan supaya semuanya bisa tahu tentang apa yang digariskan dalam peraturan itu," ujarnya.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018