Mataram (ANTARA News) - Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPMI) Provinsi Nusa Tenggara Barat berencana menurunkan brigade masjid untuk berdakwah mengenai haramnya ikut merayakan Hari Valentine yang dirayakan oleh sejumlah kalangan setiap 14 Februari.

"Kami akan menurunkan ratusan brigade masjid untuk berdakwah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang perayaan Valentine haram karena bukan ajaran agama dan tidak juga budaya kita," kata Ketua BKPRMI NTB Nanang Edward di Mataram, Selasa.

Menurut Nanang, ketimbang menghabiskan waktu untuk merayakan Hari Kasih Sayang tersebut, lebih baik remaja beraktivitas di masjid melakukan berbagai kegiatan keagamaan.


"Laki-laki shalat ke masjid dan perempuan menghidupkan majelis taklimnya," katanya.


Sebagai upaya menghindari adanya warga di daerah ini terutama yang muslim merayakan Hari Valentine, pihaknya telah melayangkan surat kepada pemerintah daerah melalui dinas pendidikan setempat.

Dalam surat tersebut disampaikan tentang larangan perayaan Hari Valentine, dan menyampaikan secara massif kepada peserta didik.


"Jika pemerintah tidak sanggup, kami akan turun," katanya.


(Baca juga: Satpol PP Mataram patroli cegah perayaan Hari Valentine)


Nanang menyebutkan, jumlah brigade masjid di Pulau Lombok tercatat sebanyak 300 orang, khusus di Kota Mataram ada 112 orang yang akan diturunkan untuk berdakwah ke sejumlah titik keramaian dan strategis menjadi perayaan Valentine.

Misalnya di warung-warung atau bahasa kerennya kafe-kafe, sedangkan di hotel menjadi ranah aparat pemerintah dalam hal ini Satpol PP.

"Perayaan Valentine cenderung akan mengarah pada aktivitas negatif dan hura-hura. Karenanya, anak-anak muda hendaknya tidak ikut-ikutan dan jangan coba-coba," katanya mengingatkan.

(Baca juga: Mataram larang pelajar rayakan Hari Valentine)


(Baca juga: Jelang Valentine, pengrajin penganan cokelat panen rezeki)

Pewarta: Nirkomala
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018