Malang (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), M. Nuh, mengharapkan munculnya peran serta para jago Teknologi Informasi (TI) pada 10 tahun hingga 20 tahun mendatang muncul dari Kota Malang, Jawa Timur.
"Kebutuhan orang yang ahli dibidang TI ini cukup banyak dan saya berharap 10 tahun sampai 20 tahun kedepan akan muncul ahli-ahli dari Kota Malang, karena daerah ini memiliki potensi yang cukup besar," katanya ketika berdialog dengan siswa-siswi dan guru-guru SMAN 3 Malang melalui percakapan jarak jauh (teleconference) di Balaikota Malang, Senin.
Hal itu dikatakan M. Nuh ketika menanggapi usulan salah seorang siswa SMAN 3, agar di Kota Malang memiliki area jaringan Internet nirkabel (hotspot) di seluruh kawasan, sehingga masyarakat bisa dengan mudah mengakses internet sebagai bagian terpenting dari pengembangan TI di daerah itu.
Pada kesempatan dialog tersebut, M. Nuh yang mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya itu juga minta, agar setiap sekolah mentradisikan dan membangun terobosan dalam penguasaan teknologi dan kalau bisa sekolah-sekolah yang TI-nya sudah bagus dikembangkan ke sekolah lain, agar kemampuan masyarakat sekolah semua sama.
Selain berdialog dengan para siswa dan guru-guru di SMAN 3, SMAN 9 dan SMAN 1 Malang, Nuh didampingi Walikota Malang, Peni Suparto, juga berdialog dengan Walikota Sioji-Jepang, Oguchi, tentang perkembangan TI di masing-masing kota.
Pengembangan TI bantuan dari Asia-Pasifik "Wireless Internet Protocol Access System" (WIPAS) di Kota Malang dipusatkan di delapan titik yakni Pemkot Malang, SMPN 1, SMAN 1, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 9 dan Unibraw serta Pusat Koperasi Wanita Jatim (Puskowanjati) dan lokasi telecenter Daragati di Kecamatan Kedungkandang.
Manfaat kerjasama bantuan dari Asia Pasifik tersebut lebih banyak pada fokus saling tukar menukar informasi dibidang pendidikan dan pembangunan kota dan bisa langsung terhubung dengan link kota Sioji Jepang.
Usai dialog, Nuh mengatakan, sampai saat ini masih ada sekitar 38 ribu desa di Indonesia dan 2300 desa diantaranya berada di Jatim yang belum terjangkau saluran komunikasi (blank spot area).
"Pada tahun 2008 mendatang blank spot area dipuluhan ribu desa sudah tertangani, pada tahun 2007 ini diusahakan 18.000 yang bebas blank spot dan tahun 2008 mencapai 20.000 desa yang bebas 'blank spot area' dengan anggaran sekitar Rp1 triliun," katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007