Semarang (ANTARA News) - Kartunis muda asal Semarang, Abdul Arif keluar sebagai pemenang dalam lomba kartun internasional bertajuk "5th KalDer Bursa International Cartoon Contest, Turkey".
"Alhamdulillah, ini penghargaan internasional pertama saya selama tujuh tahun menggeluti seni kartun," kata Arif yang juga Ketua Gold Pencil Indonesia itu di Semarang, Selasa.
Pria kelahiran Kudus, 11 Mei 1989 itu meraih penghargaan dengan titel "First Prize" pada lomba kartun internasional yang diikuti 262 kartunis dari 43 negara tersebut.
Total ada 697 karya kartun yang dikirimkan peserta untuk lomba kartun internasional bertema "Managing Transformation" itu, sementara Arif mengirimkan dua karya.
"Pada 22 Januari 2018, KalDer Bursa merilis 112 karya yang masuk nominasi. Karya itu telah melewati penjurian awal. Satu karya yang saya kirimkan masuk nominasi," katanya.
Mengenai karyanya, ia menjelaskan bahwa sebenarnya merupakan visualisasi transformasi media cetak ke digital dengan gambar seorang ayah didampingi anaknya sedang menata buku.
Buku-buku itu terlihat menumpuk memenuhi ruangan yang kemudian disusun dalam rak yang berbentuk gawai, kata pria yang mulai belajar menggambar kartun sejak tahun 2000 itu.
"Kartun yang menang itu saya beri judul `Transformation`. Sama dengan tema yang diusung. Yang lagi tren memang isu media digital. Saya tertarik membuat kartun dengan isu itu," katanya.
Bagi mahasiswa Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pembelajaran Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu, penghargaan itu sangat berarti karena bisa menembus skala internasional.
"Tahun lalu, karya saya hanya mentok sebagai finalis di (pada lomba, red.) Korea, China, Luksemburg, Tunisia, dan Turki. Alhamdulillah, sekarang bisa menang," kenangnya.
Arif sekarang ini aktif belajar kartun bersama sejumlah kartunis yang tergabung dalam Gold Pencil Indonesia yang merupakan lembaga pengembangan dan kajian kartun.
"Capaian ini menjadi motivasi bagi saya agar lebih giat belajar lagi. Buat teman-teman kartunis di Semarang, saya dorong terus semangat dalam menggambar," katanya.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018