Pelatih timnas angkat besi Indonesia M. Rusli menyebut, timnya lebih memilih Makopasmar daripada Wisma Atlet, Kemayoran, karena tempat tersebut sudah seperti rumah bagi mereka.
"Di sana, kami atur sedemikian rupa hingga memang bentuknya seperti rumah. Ada ruang tamu, ruang makan. Jadi kami ini seperti keluarga, anak-anak nyaman di sana," ujar Rusli di Jakarta, Senin.
Dari sisi psikologis, tim pelatih angkat besi menganggap kenyamanan para atlet penting agar lebih fokus berkompetisi di Asian Games 2018.
Selain itu, dari sisi fasilitas, Makopasmar juga disebut memiliki perlengkapan latihan mumpuni, mulai dari alat kebugaran sampai sauna.
"Jadi kami tidak kesulitan mengakses semua peralatan itu ketika nanti di Asian Games 2018," tutur pelatih angkat besi putri Supeni.
Harapan yang sama juga digaungkan oleh lifter peraih medali emas kelas 69 kilogram putra di SEA Games 2017, Malaysia, Deni.
Deni mengatakan dirinya lebih nyaman tinggal di Makopasmar, salah satunya karena dia sudah percaya dengan makanan yang disajikan di tempat tersebut.
"Saya lebih percaya makanan di markas marinir. Kalau di Wisma Atlet kan saya belum tahu. Kemudian di sini juga lengkap fasilitasnya, jadi latihan lebih efisien," kata Deni.
Sebagai informasi, Makopasmar II sudah dijadikan markas timnas angkat besi sejak November 2017 setelah sebelumnya cabang olahraga andalan Indonesia di Asian Games 2018 ini selalu berpindah-pindah lokasi latihan. Tim angkat besi Indonesia rencananya terus menggunakan tempat itu sampai Olimpiade 2020, Tokyo.
Pewarta: Michael Teguh Adiputra S
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018