London (ANTARA News) - Perjalanan hidup sebagai pemain sepak bola sarat dengan nuansa suka dan duka lantaran berbagai alasan, sebagaimana dialami oleh pemain depan Manchester United Alexis Sanchez yang melihat sendiri bahwa superstar Lionel Messi menangis setelah menjalani pertandingan.
Sanchez, yang kini berusia 29 tahun, pernah menjadi rekan bermain Messi ketika keduanya membela Barcelona dalam kurun 2011 sampai dengan 2014.
Sanchez yang berpaspor Chile itu mengutarakan kepada Thierry Henry dalam wawancara dengan Sky Sports, bahwa dirinya ingin sekali bermain bersama dengan pemain terbaik di dunia.
Ia juga mengungkapkan bahwa karier sebagai pemain sepak bola dunia menjanjikan kehidupan yang mewah dari segi materi.
"Selama menjalani masa kanan-kanak, impian saya yakni menjadi pemain sepak bola dan dapat bermain bersama dengan pemain terbaik di dunia. Terkadang cita-cita itu sulit terwujud di Amerika Selatan, dibandingkan di Eropa. Untuk itu, kami datang dan bermain di Eropa," kata Sanchez sebagaimana dikutip dari laman The Statesman.
"Mungkin suatu saat nanti, saya akan bermain di tanah air sendiri, berbuat lebih banyak bagi negeri sendiri. Saya beranggapan bahwa sepak bola mampu menyelamatkan hidup banyak orang."
"Sepak bola memberi anda kehidupan super mewah, hanya saja orang terkadang tidak melihat bahwa di balik semuanya itu ada hal yang menyakitkan dan memerlukan banyak pengorbanan," katanya.
"Pengorbanan itu misalnya, anda jauh dari keluarga, bahkan tidak bisa hadir saat ulang tahun ibu anda. Banyak pemain terlalu fokus kepada karier sepak bola kemudian luput dari perayaan ulang tahun anak-anaknya," kata Sanchez.
"Anda bahkan bisa saja menangis ketika kalah di laga final. Itulah bagian dari sepak bola. Di ruang ganti Barcelona setelah pertandingan melawan Chelsea, saya melihat Leo (Messi) menangis. Ini karena pemain dituntut begitu banyak, dan banyak orang tidak melihat dan memahami hal itu," katanya pula.
Pewarta: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018