"Diplomasi Zaman Now" di raker perwakilan luar negeri RI

Jakarta (ANTARA News) - Rapat Kerja Kepala Perwakilan RI 2018 yang diikuti oleh para duta besar, konsul jenderal, dan konsul Indonesia di luar negeri mengangkat tema "Diplomasi Zaman Now".

"Kata 'zaman now' merupakan kunci dari segala perubahan pola pikir, atau bahasa yang sering dipakai revolusi mental, yang perlu dilakukan semua diplomat Indonesia," kata Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi di Jakarta, Senin.

Dalam menjalankan diplomasi Indonesia, ia menjelaskan, perubahan pola pikir perlu dilakukan di semua lapisan sampai ke pelaksana di lapangan.

"Untuk membawa Indonesia melompat maju dan memastikan lompatan tersebut dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia dan dunia, maka perubahan pola pikir harus dilakukan oleh setiap diplomat Indonesia," katanya.

Dalam rapat kerja yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo itu, para kepala perwakilan RI di luar negeri akan mendapatkan pembekalan dari beberapa menteri.

Selain itu, akan ada pembentukan komite-komite tematik seperti komite diplomasi ekonomi, diplomasi perlindungan WNI, diplomasi perbatasan dan NKRI, diplomasi kelapa sawit, serta diplomasi pemenangan pencalonan keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan PBB dalam Rapat kerja yang dihadiri oleh 134 kepala perwakilan RI di luar negeri itu.

"Untuk memperkuat diplomasi ekonomi akan dilakukan networking khusus dengan CEO perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kami menyadari penuh bahwa diplomasi ekonomi tidak mungkin dapat dilakukan di balik meja, namun harus turun ke lapangan menjalin jejaring seluas mungkin dan mencari peluang," kata Retno.

Pada kesempatan itu, Menlu Retno juga menekankan bahwa berbagai diskusi strategis harus terus dilakukan untuk memperkokoh posisi dan peran Indonesia di kawasan dan dunia.

"Ini adalah konsekuensi logis mengingat posisi Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, anggota kelompok negara G20, negara dengan penduduk terbesar ke-4, negara demokrasi terbesar ke-3 di dunia, negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia," kata dia.

"Sejauh ini kita patut bersyukur karena diplomasi Indonesia, terutama diplomasi kemanusiaan dan perdamaian, mendapat apresiasi dunia. Sudah menjadi komitmen Indonesia untuk terus berkontribusi dalam mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan dunia," demikian Retno Marsudi.