Stephen Balkam, pendiri dan CEO Family Online Safety Institute, berbagi kiat untuk orangtua agar bisa mengasuh dan membesarkan anak dengan baik di era digital. Stephen memaparkan tujuh langkah yang bisa diikuti orangtua untuk memastikan Internet tetap aman bagi buah hati mereka dalam diskusi di Jakarta, Senin.
1. Bicara dengan anak
Komunikasikan dengan anak tentang apa yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan saat berselancar di dunia maya sedini mungkin. Bicaralah secara lugas dan jangan bertele-tele.
2. Jangan “gaptek”
Orang tua yang baru terpapar internet pada beberapa tahun belakangan lazim menjadi gaptek alias gagap teknologi. Berbeda dengan anak-anak yang mudah beradaptasi menggunakan internet, orangtua mungkin perlu lebih banyak waktu untuk mempelajari tentang dunia baru ini.
Stephen mengatakan orang tua juga harus belajar tentang dunia digital. Jangan malas untuk mencari apapun yang tidak dimengerti di dunia maya.
Selain itu, orangtua pun harus memahami aplikasi, permainan dan situs yang kerap dikunjungi anak agar tahu konten seperti apa yang dilihat oleh sang buah hati.
3. Manfaatkan fitur kontrol orang tua
Banyak perangkat, permainan, sistem operasi, mesin pencari yang sudah memiliki fitur kontrol orang tua, di mana orangtua bisa membatasi konten apa yang bisa diakses oleh anak.
Aktifkan juga kontrol ini pada gawai yang diakses oleh anak, seperti handphone, tablet dan konsol game. Jangan lupa untuk selalu memonitor penggunaan gawai oleh anak.
4. Buat aturan dan terapkan sanksi
Buatlah aturan pada anak dalam berselancar di dunia maya. Buatlah waktu tertentu dan/atau tempat tertentu di mana setiap anggota keluarga tidak boleh menggunakan perangkat digital. Beri sanksi bila aturan itu dilanggar.
Salah satu contohnya adalah menetapkan zona bebas handphone di ruang makan. Bila diterapkan, setiap anggota keluarga mau tidak mau akan berinteraksi satu sama lain saat sedang makan.
Orangtua juga dapat membuat aturan untuk mematikan semua perangkat elektronik beberapa jam sebelum waktu tidur.
Penelitian membuktikan bahwa orang akan lebih sulit tidur bila masih asik bermain handphone sebelum tidur. Sebab, cahaya dari perangkat elektronik membuat otak terus bekerja yang mengakibatkan rasa kantuk tak kunjung tiba.
5. Bertemanlah dengan anak di media sosial
Ketika anak sudah mencapai umur minimal untuk membuat media sosial, dan mereka memang ingin membuat akun, silakan beri izin. Tapi, bertemanlah dengan mereka di sana.
“Berteman, tapi jangan jadi penguntit yang selalu memantau setiap waktu, selalu memberi komentar. Istilah di negara saya orang seperti itu adalah ‘helicopter parent’, selalu mengawasi tanpa henti,” katanya.
Berikan anak kebebasan di dunia maya, khususnya untuk mereka yang sudah memasuki usia remaja yang senang mencurahkan perasaannya di media sosial.
Kemudian, dorong anak untuk menciptakan reputasi yang baik di dunia digital. Sebab, semua yang diunggah di dunia maya itu bisa terekam selamanya. Konten negatif yang ditulis saat masih labil dapat mempengaruhi kehidupan mereka di masa mendatang.
Seorang blogger berkerudung asal Inggris baru-baru ini mundur dari kampanye iklan rambut pertama dari L’Oreal gara-gara cuitan yang diunggahnya beberapa tahun silam.
6. Eksplorasi sisi positif
Internet juga memiliki berbagai manfaat yang bisa dinikmati oleh anda maupun anak anak. Misalnya, ajak anak mengobrol dengan anggota keluarga yang tinggal berjauhan dengan Skype.
7. Jadi contoh yang baik
Anak selalu meniru perilaku orangtuanya. Maka, orangtua juga harus memberikan contoh yang baik dalam menggunakan perangkat digital dan berselancar di internet. Buang semua kebiasaan buruk bila tidak mau diikuti anak.
Jika Anda melarang anak untuk memakai handphone saat di meja makan, Anda juga harus melakukan hal yang sama.
Orangtua harus tahu kapan waktunya membebaskan diri dari perangkat elektronik dan internet sehingga bisa berinteraksi dengan orang terkasih secara langsung, bukan lewat layar komputer atau handphone.
Coba matikan dan singkirkan sementara handphone serta laptop anda pada akhir pekan, lalu nikmati waktu istirahat dengan bercengkrama bersama keluarga.
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018