Kupang (ANTARA News) - Peluang Mari Alkatiri menduduki kembali kursi PM Timor Leste cukup terbuka lebar, meski pun partai yang dipimpin mantan Presiden Xanana Gusmao, Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor Leste (CNRT), berkoalisi dengan sejumlah parpol untuk menghadangnya dalam pemilu parlemen yang tengah berlangsung. "Koalisi antarparpol di parlemen belum menjadi jaminan untuk menghadang langkah Alkatiri ke kursi PM. Hasil sementara menunjukkan artai Fretelin masih mendominasi perolehan suara ketimbang CNRT pimpinan Xanana," kata pengamat masalah Timor Leste, Florencio Mario Vieira, di Kupang, Senin. Ia mengemukakan pandangannya ini berkaitan dengan peluang perebutan kursi PM Timor Leste antara Partai Fretilin pimpinan Alkatiri dengan CNRT pimpinan Xanana dalam pemilu parlemen yang sedang melakukan penghitungan suara oleh komisi pemilihan umum setempat. Menurutnya, dalam kaitan dengan perebutan kursi PM Timor Leste ini pertaruhan "personal figure" menjadi salah satu penentu dalam pemilu parlemen kali ini di wilayah bekas provinsi ke-27 Indonesia itu. "Apakah Xanana yang identik dengan pejuang dan bapak bangsa Timor Leste menjadi pemenang dalam pemilu parlemen ini, ataukah Alkatiri masih dipercaya rakyat untuk memerintah kembali untuk periode berikutnya," katanya dalam nada tanya. Mencermati perkembangan politik dalam kaitan dengan pemilu parlemen di wilayah bekas koloni Portugis itu, Vieira berpendapat pertaruhan citra personal lebih menentukan dalam konteks pemilu parlemen di Timor Leste saat ini. Hal ini terjadi karena tak ada satu pun program partai politik menawarkan solusi yang konkret terhadap banyaknya permasalahan yang muncul di negara itu, sehingga "personal figure" agaknya menjadi tolok ukur dalam pemilu parlemen tersebut, katanya. Parpol peserta pemilu akan memperebutkan 66 kursi di parlemen, dan partai politik yang berhasil meraih 33 kursi dalam pemilu parlemen akan langsung ditetapkan menjadi PM baru Timor Leste. Ia menambahkan koalisi yang dibangun CNRT dengan Partai Demokrat pimpinan Fernando Lasama belum memberi jaminan kemenangan bagi Xanana Gusmao untuk menduduki kursi PM atau menghalangi langkah Alkatiri untuk menduduki kembali kursi PM yang ditinggalkan di penghujung kekuasaannya. "Palestina dan Lebanon menjadi salah satu contoh bagaimana labilnya sebuah koalisi. Siapa pun yang menjadi PM, perbedaan ideologi dan masalah etnik antara Timor Lorosae dan Timor Loromonu yang sudah identik dengan basis partai menjadi tantangan terbesar," katanya. Fretilin yang berbasis di Timor Lorosae dan non-Fretilin berbasis di Loromonu. pemberontakan Mayor Alfredo Reinaldo yang masuk dalam perangkap Xanana dan Jose Ramos Horta (Presiden Timor Leste sekarang) sehingga mengakhiri Alkatiri di penghujung kekuasaannya masih menjadi "kerikil baru" bagi Timor Leste setelah lepas dari Indonesia pada 1999. (*)

Copyright © ANTARA 2007