Jakarta (ANTARA News)- Perum Pegadaian berencana melakukan penawaran saham perdana (IPO) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada 2009, setelah memenuhi segala persyaratan dan mendapat izin dari Meneg BUMN, kata Dirut Perum Pegadaian, Deddy Kusdedy. "Untuk itu Pegadaian pada 2008 nanti harus dapat mengubah statusnya menjadi Pesero," katanya, seusai peluncuran produk baru Gadai saham Investa ( produk baru gadai effek) di Jakarta, Senin. Menurut dia, Pegadaian telah melakukan berbagai persiapan lebih cepat untuk bisa "go public" atau masuk bursa, dalam upaya meningkatkan usaha dengan meningkatkan permodalan. "Kami optimis usaha itu akan dapat direalisasikan, melihat pertumbuhan perseroan pada tahun 2007 semakin berkembang," katanya. Pegadaian, lanjutnya, pada bulan ini juga akan melakukan penawaran obligasi kepada masyarakat sebesar Rp600 miliar untuk meningkatkan ekspansi kredit dan membayar utang obligasi yang sudah jatuh tempo sebesar Rp108 miliar. Obligasi yang ditawarkan itu berbunga antara 10 sampai 10,2 persen. Suku bunga obligasi itu akan turun tergantung dari pergerakan suku bunga acuan (BI Rate) Bank Indonesia (BI). Apabila BI Rate turun, maka bunga obligasi akan disesuaikan, katanya. Hasil dari obligasi itu juga akan digunakan untuk memenuhi permintaan kredit nasabah menjelang Hari Raya Idul Fitri, tahun ajaran baru anak sekolah dan hasil tanam, tambahnya. Ditanya mengenai bisnis syariah Pegadaian, menurut dia pasarnya cukup bagus, karena dana yang sudah disalurkan mencapai Rp225 miliar dari total dana yang ditempatkan sebesar Rp500 miliar. Pasar syariah Pegadaian tumbuh lima persen yang diharapkan sampai akhir tahun ini akan terus meningkat, katanya. Mengenai produk Investa, ia menjelaskan pihaknya telah menganggarkan dana sebesar Rp500 miliar yang diperkirakan akan dapat diserap masyarakat melihat potensi cukup besar. Apabila dana sebesar itu tidak cukup, maka Perum akan menambah lagi, ujarnya. Pegadaian, menurut dia hanya menerima 20 saham yang likuid dari yang tercatat dari LQ45 BEJ, seperti saham Indosat, Bank Mandiri, Bank Danamon, PT Gas, United Tractor, Indofood, Bank BRI dan Telkom. Ke-20 saham yang akan diterima setiap 30 bulan akan dievaluasi apakah mengalami penurunan atau kenaikan dan layak untuk mendapat kredit pinjaman itu, katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007