Sleman (ANTARA News) - Kapores Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta AKBP Firman Lukmanul Hakim menyatakan meski sempat ditembak dan dikeroyok massa, pemuda yang menggamuk dengan menggunakan senjata tajam di Gereja Santa Lidwina Bedok, Jalan Jambon, Gamping, Minggu sekitar pukul 07.45 WIB masih dalam kondisi hidup.
"Saat ini pelaku kami amankan masih dalam kondisi hidup. Sementara dirawat di Rumah Sakit Akademik UGM Yogyakarta," katanya di sela olah TKP.
Menurut dia, pelaku terpaksa dilumpuhkan dengan tembakan pada kaki kanannya karena dinilai sangat membahayakan.
"Pelaku menyerang dengan membabi buta dan membahayakan, sehingga terpaksa ditembak," katanya.
Pelaku yang diketahui bernama Suyono warga Banyuwangi, Jawa Timur mengamuk dan melukai empat orang termasuk seorang pastur.
Saksi mata Danang Jaya warga Nogotirto, Gamping, Sleman mengatakan kejadian tersebut bermula saat Misa masih berlangsung yang dipimpin Romo Prier.
"Tiba-tiba pelaku datang dengan membawa sebuah pedang sepanjang sekitar satu meter. Pelaku langsung merusak benda-benda yang ada di dalam gereja seperti patung dan perabot lainnya," katanya.
Ia mengatakan, pelaku kemudian menyerang umat yang ada di dalam gereja sehingga menimbukan kepanikan di dalam gereja.
"Pelaku kemudian mendatangi dan menyerang Romo yang sedang memimpin misa," katanya.
Danang mengatakan, karena pelaku terus mengamuk maka umat kemudian diminta keluar dan pelaku dikurung di dalam gedung gereja.
"Beberapa saat kemudian datang polisi berpakaian preman dan langsung meminta pelaku menyerah. Namun karena pelaku tidak mau menyerah maka langsung dilumpuhkan dengan tembakan pada kakinya," katanya.
Ia mengatakan, meski pelaku sudah ditembak kakinya namun tetap berusaha menyerang anggota polisi tersebut.
"Petugas polisi tersebut sampai jatuh dan hampir terkena sabetan pedang," katanya.
Setelah dilumpuhkan dengan tembakan, massa yang ada di luar gereja langsung masuk dan menangkap korban beramai-ramai dan membawanya keluar.
"Pelaku dibawa ke Rumah Sakit UGM, sedangkan romo dibawa ke Rumah Sakit Panti Rapih," katanya.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018