Ambon (ANTARA News) - Sedikitnya dua bendera kelompok separatis Republik Maluku Selatan (RMS) diamankan aparat keamanan di Ambon, Senin pagi, karena meresahkan masyarakat dan dapat mengganggu stabilitas keamanan, menyusul "tarian liar" saat peringatan Harganas ke-XIV yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yuddhoyono di Lapangan Merdeka Ambon, pekan lalu. ANTARA yang memantau penurunan bendera separatis tersebut, Senin, melaporkan satu bendera dipajang pada bangunan di atas jembatan Galala, Kecamatan Sirimau, sedangkan satu lainnya di tower mercu suar di Tanjung Martafons, Kecamatan Teluk Ambon. Pemajangan bendera ini mendapat perhatian masyarakat yang melalui kedua kawasan, karena merupakan jalan utama menuju dan keluar kota Ambon, termasuk lintas penyeberangan feri Galala - Poka. Masyarakat mengharapkan aparat keamanan bertindak tegas terhadap oknum pelaku yang memajang bendera RMS, mengingat perbuatan tersebut mengancam stabilitas keamanan. "Harus ditindak tegas karena kasus "tarian liar" saja belum tuntas sudah muncul masalah baru. Rasanya bila menemukan oknum pelakunya harus ditembak mati saja agar tidak mengorbankan masyarakat lain yang tidak berdosa," ujar ibu-ibu di Desa Galala. Kedua bendera setelah diturunkan pada dua bangunan itu langsung diamankan personel Polisi ke Polda Maluku. Plt Kabid Humas Polda Maluku, Kompol Djoko Susilo, belum bisa dikonfirmasi karena masih menghadiri upacara peringatan HUT Bahyangkari, di Markas Brimob Polda Maluku di Tantui. Pemajangan dua bendera RMS tidak mempengaruhi aktifitas masyarakat di Kota Ambon, terutama PNS dan transaksi ekonomi di pasar-pasar. (*)
Copyright © ANTARA 2007