Serangan hari kedua itu dilakukan untuk menumpas pemberontakan yang telah membunuh ratusan orang sejak 2013.
Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, yang berusaha agar terpilih kembali dalam pemilihan presiden pada November, memerintahkan tentara Mesir mengalahkan para militan dalam waktu tiga bulan setelah serangan terhadap mesjid yang merenggut lebih 300 jiwa.
Para pemberontak menyasar pasukan keamanan sejak 2013 ketika tentara dipimpin al-Sisi, yang waktu itu kepala staf Angkatan Darat Mesir, dan lalu menggulingkan Presiden Mesir, Mohamed Mursi, dan Ikhwanul Muslimin, setelah terjadi protes-protes massal terhadap pemerintahannya.
Pihak militer menyatakan pesawat-pesawat tempurnya menyerang "tempat-tempat konsentrasi dan persembunyian teroris" di bagian utara dan tengah Sinai sepanjang malam hingga beberapa jam di waktu Sabtu pagi, menyasar gudang-gudang senjata-senjata dan kawasan-kawasan pendukung logistik.
Di darat, pasukan khusus yang bekerja sama dengan kepolisian, melancarkan operasi di dalam kota-kota di Sinai untuk menangkap para militan, kata Kolonel Tamer al-Rifai, juru bicara militer.
Penjaga-penjaga perbatasan dan pasukan Angkatan Laut Mesir mengamankan Terusan Suez guna menjamin navigasi melalui perairan internasional itu tak terkena dampak, demikian pernyataan itu.
Pernyataan itu tidak merinci tentang korban dalam operasi itu atau angka-angka mengenai jumlah orang yang ditangkap, tetapi menyatakan, serangan itu akan berlanjut.
"Angkatan bersenjata dan kepolisian menegaskan tekad mereka menumpas terorisme dan mencapai perdamaian serta stabilitas," kata Rifai, menurut pernyataan itu.
Selain di Sinai, tentara Mesir mengatakan, operasi itu akan juga mencakup bagian-bagian dari Delta Nil dan Gurun Barat, tempat para militan telah melancarkan serangan-serangan, sebagian diyakini dilakukan dari Libya, tetangga Mesir.
Televisi negara, Jumat, menyatakan, seluruh sekolah di Sinai Utara diperintahkan tutup sejak Sabtu hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018