Kupang (ANTARA News) - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan pembangunan di Nusa Tenggara Timur menjadi perhatian dari partai tersebut.
"Ketua umum kita Megawati Soekarno Putri justru telah berpesan kepada Presiden Joko Widodo saat dirinya mengajukan pak Jokowi menjadi Calon Presiden pada 2014 lalu untuk memperhatikan NTT," kata Hasto di hadapan ribuan Kader dan simpatisan PDIP peserta konsolidasi pemenangan Pilkada NTT di kantor DPC PDIP Kabupaten Sikka, Jumat.
Hasto mengatakan bahwa NTT disebut Megawati memiliki tanah dan alam yang indah, penuh dengan sumber daya, serta rakyat yang ramah dan budaya yang kaya.
Di sisi lain, NTT berbatasan dengan dua negara, yakni Australia dan Timor Leste. Sehingga benar-benar bisa menjadi segitiga pertumbuhan ekonomi melibatkan Kupang-Dili (Timor Leste)-Darwin (Australia). Namun, NTT selalu bermasalah dengan infrastruktur dan kekeringan. Berbeda dengan Darwin dan Sydney yang terkoneksi dengan baik.
Oleh karena itu, saat diusung oleh PDIP, Megawati berharap agar Presiden Joko Widodo yang merupakan kader PDIP untuk memperhatikan NTT dengan membangun berbagai infrastruktur pendukung baik jalan maupun pelabuhan bahkan memprogramkan tol laut.
Tak heran ketika menjabat, Jokowi pun memberi perhatian khusus dan membangun berbagai infrastruktur di NTT. Megawati juga mengingatkan secara khusus agar Jokowi membangun pusat penelitian kelautan di NTT.
"Sehingga seluruh potensi laut digunakan untuk kesejahteraan masyarakat, lebih-lebih pariwisatanya," imbuh Hasto.
Atas hal itu pula, lanjut Hasto, PDI Perjuangan mengajukan pasangan Marianus Sae-Emilia Nomleni, yang pasti sejalan dengan kepemimpinan Jokowi di Pusat.?
PDI Perjuangan menjadikan NTT sebagai basis penting, karena dari sisi kesejarahan, wilayah itu erat kaitannya dengan Indonesia. Ketika dibuang oleh penjajah Belanda di Ende, NTT, Proklamator RI Bung Karno memahami ke-Indonesia-an. Di kota itu, Bung Karno melakukan perenungan sehingga melahirkan gagasan Pancasila sebagai dasar berdirinya Negara Indonesia.
"Pancasila memastikan kita tak membedakan setiap warga negara atas status sosial, agama, jenis kelamin. Indonesia bukan hanya untuk orang Jawa, orang Batak, orang Minang, atau orang NTT sendiri. Tapi untuk semuanya. All for one and one for all," jelasnya.
Di NTT lah Bung Karno menemukan bahwa Indonesia bukanlah negara agama tapi negara kebangsaan, yang menyembah Tuhan dengan cara masing-masing. Ketuhanan yang dimaksudkan adalah ketuhanan tanpa egoisme agama, penuh toleransi dan penuh nilai kemanusiaaan,
Hasto menekankan, NTT adalah wilayah yang dikenal setia dan loyal terhadap PDI Perjuangan sebagai saluran aspirasi politiknya. "Maka kami sampaikan salam dari Ibu Megawati dan Pak Jokowi. Salam," kata Hasto.
Pewarta: Kornelis Aloysius Ileama Kaha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018