Jakarta (ANTARA News) - Inilah bentuk baru perlawanan politisi, yakni memboikot produk yang dihasilkan mereka yang terlibat korupsi. "Ada bentuk baru perlawanan yang saya lakukan, yaitu memboikot produk-produk yang dihasilkan mereka yang terkait dengan koruptor BLBI," kata Anggota Komisi XI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) dalam sebuah seminar tentang penyelesaian Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) di Jakarta, akhir pekan lalu. Pria yang menjadi anggota DPR dari daerah pemilihan DKI Jakarta itu menjelaskan, bentuk perlawanan "damai", seperti dialog, dan komentar pedas hingga perlawanan "keras" melalui aksi demo di jalan terbukti belum efektif mendorong penyelesaian yang adil terkait dengan kucuran dana BLBI Pada krisis keuangan 1997, pemerintah meluncurkan program BLBI, dan mengucurkan dana hingga lebih dari Rp600 triliun. Tapi dana itu kemudian disalahgunakan, dan penyelesaiannya hingga kini belum tuntas. Dalam beberapa tahun terakhir, kata dia, keluarganya tidak lagi mengonsumsi mie instan terkenal yang merajai pasar Indonesia. Alasannya, produsen mie instan yang dia boikot itu masih memiliki keterkaitan dengan Salim Grup, raksasa ekonomi Indonesia yang masih memiliki masalah dengan BLBI. Sebagai gantinya, kata pria yang dikenal sebagai ekonom yang lugas dalam berkomentar itu, keluarganya mengkonsumsi mie instan yang diproduksi oleh salah satu pesaing produk tersebut. "Tapi, bukan karena bintang iklannya Titi Kamal loh. Dan, ini juga bukan iklan," katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007