Teheran (ANTARA News) - Iran hari Minggu menyatakan lagi penolakannya untuk membekukan program pengayaan uraniumnya, meski ada ancaman sanksi-sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang lebih keras atas pembangkangan negara itu. "Penghentian pengayaan (uranium) tidak berada dalam agenda," kata juru bicara kementerian luar negeri Mohammad Ali Hosseini kepada wartawan, seperti dikutip AFP. Ia menyampaikan pernyataan itu untuk menanggapi laporan media mengenai "time-out" yang diajukan kepada Iran oleh negara-negara besar, yang akan menghentikan rangkaian ketiga sanksi PBB terhadap Teheran jika mereka menghentikan pekerjaan pengayaan uranium, dalam upaya memulai lagi perundingan. "Sejumlah media dan pejabat Eropa berbicara tentang sebuah rencana yang mencakup penghentian kegiatan nuklir kami. Ini bukan sesuatu yang baru, itu diajukan oleh ketua Badan (Tenaga Atom Internasional -- IAEA)," katanya. Ketua IAEA, Mohamed ElBaradei, sebelumnya mengusulkan sebuah rencana yang akan mencabut sanksi-sanksi terhadap Iran ,jika mereka membekukan semua kegiatan pengayaan uranium itu. Hosseini mengatakan, berbagai aspek dari rencana "time-out" dibahas pada pertemuan-pertemuan antara perunding utama nuklir Iran Ali Larijani dan ketua kebijakan luar negeri Uni Eropa (EU) Javier Solana. "Belum ada keputusan diambil sejauh ini. Jika perlu, rencana itu akan dibahas lebih lanjut," katanya. Para pemimpin Iran berjanji melangkah maju dengan program nuklir negara itu, yang dikhawatirkan Barat sebagai selubung bagi pembuatan senjata rahasia. Iran membantah tuduhan itu, dengan menekankan bahwa pekerjaan nuklirnya hanya untuk tujuan-tujuan damai. Dewan Keamanan PBB memberlakukan dua rangkaian sanksi terhadap Iran karena penolakannya untuk menghentikan pengayaan uraniumnya, sebuah proses yang bisa digunakan untuk membuat bahan bakar nuklir dan juga bom atom. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007