Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa Tillerson akan berangkat ke kawasan itu pada 11 hingga 16 Februari.
Di Kuwait, dia akan menghadiri pertemuan "Koalisi Global untuk Mengalahkan ISIS", pertemuan pertama di tingkat ini sejak pasukan lokal yang didukung AS menumpas kelompok ekstremis tersebut dari benteng pertahanan mereka di Raqa, Suriah, menurut sebuah pernyataan.
"Menteri Luar Negeri dan timpalannya akan membahas bagaimana koalisi global dengan 74 anggota dapat memastikan kekalahan permanen ISIS di Irak dan Suriah," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert sebagaimana dikutip AFP.
Irak sudah mendeklarasikan pembebasan wilayahnya dari ISIS namun sekitar 2.000 tentara AS masih berada di Suriah mendukung milisi Kurdi yang menguasai bagian timur negara itu. Pasukan Kurdi ini sekarang menjadi sasaran serangan sekutu Washington dan NATO, Turki, dan rezim Suriah yang didukung Rusia.
Kekacauan di Suriah tidak diragukan lagi akan menjadi agenda Tillerson di Turki dan Mesir, namun dia juga akan mengunjungi Lebanon untuk melakukan pembicaraan dengan para pemimpin senior menjelang pemilihan umum 6 Mei.
Tillerson akan bertemu dengan Presiden Lebanon Michel Aoun, Perdana Menteri Saad Hariri dan Ketua Parlemen Nabih Berri. "Menteri Luar Negeri akan menitikberatkan dukungan AS bagi warga Lebanon dan Angkatan Bersenjata Lebanon," kata Nauert. (mr)
Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018